PORTALBANGKALAN.COM - Kabar mengenai perdebatan sengit mengenai bandara terbesar se-Indonesia yang berada di Banten menjadi sorotan utama. Tidak kurang dari dua daerah, yang setingkat kabupaten dan kota, terlibat dalam persaingan sengit untuk memperebutkan wilayah dan pajak dari bandara tersebut. Lokasinya yang berada di perbatasan antara kedua daerah tersebut telah memicu ketidakjelasan mengenai batas wilayah yang akhirnya membingungkan banyak pihak.
Prestasi Kilat Bandara di Tengah Tantangan Pandemi
Bandara yang menjadi pusat perhatian ini bukan hanya sekadar fasilitas transportasi. Tahun 2023 menjadikannya sebagai bandara tersibuk di seluruh Indonesia, mengalahkan tantangan-tantangan besar yang dihadapi akibat pandemi. Dengan luas tanah mencapai 18 km² dan dilengkapi dengan 2 landasan pacu paralel, bandara ini telah melayani rute penerbangan hampir ke seluruh penjuru dunia sejak beroperasi pada tahun 1985.
Peningkatan Jumlah Penumpang dan Dampak Ekonomi
Hingga bulan Mei 2023, jumlah penumpang yang melewati bandara ini mencapai angka luar biasa, yaitu 1.644.598 orang. Prestasi ini sangat berharga karena bandara ini sempat terhenti akibat pandemi. Lonjakan jumlah penumpang ini berdampak positif pada pemasukan bandara, termasuk pajak bumi dan bangunan yang mencapai angka fantastis, yakni Rp54 miliar. Besarnya jumlah ini mampu mengangkat Pendapatan Asli Daerah (PAD) secara signifikan.
Perebutan Hangat Bandara Soekarno-Hatta
Namun, bukan prestasi dan pendapatan yang membuat bandara ini begitu menarik perhatian. Bandara Soekarno-Hatta yang berjarak 80 km dari Serang, Banten, telah menjadi tawanan pertarungan antara Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Kabupaten Tangerang. Polemik ini pun mendapat perhatian dari masyarakat luas.
Persaingan Administratif dan Pajak yang Membingungkan