Portalbangkalan.com - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) tengah menggelar rights issue dengan harapan mendapatkan dana segar sebesar Rp8,572 triliun.
Dalam proses ini, BCA Sekuritas, salah satu perusahaan dari Grup Djarum, muncul sebagai pembeli siaga yang berpotensi memegang porsi saham mayoritas, yakni sekitar 18,8%.
Bagaimana mekanisme rights issue ini berlangsung dan bagaimana porsi kepemilikan pemegang saham, termasuk Global Nusa Data, akan berubah?
Dalam upayanya mendapatkan dana segar, FREN menerbitkan sebanyak 171.458.978.293 saham baru melalui Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) dengan harga pelaksanaan Rp50 per lembar.
Jika seluruh pemegang HMETD menebusnya, FREN berpeluang mengumpulkan dana sekitar Rp8,572 triliun.
Baca Juga: Tantangan Modal, AAJI Ungkap Sejumlah Perusahaan Asuransi Jiwa Belum Capai Ekuitas Rp250 Miliar
Meskipun demikian, pemegang saham Global Nusa Data (GND) dengan kepemilikan 23,79% menyatakan tidak akan melaksanakan HMETD. Sebaliknya, Bali Media Telekomunikasi (BMT) selaku pemegang saham 9,81% berkomitmen untuk melaksanakan HMETD sesuai porsi kepemilikannya dalam PMHMETD V.
BCA Sekuritas sebagai Pembeli Siaga akan membeli sisa Saham Baru yang diterbitkan, mencapai 96.039.343.544 lembar Saham Baru pada Harga Pelaksanaan Rp50 per lembar.
Dengan demikian, porsi kepemilikan BCA Sekuritas di FREN berpotensi mencapai 18,8%, menjadikannya pemegang saham mayoritas.