Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka? Simak Penjelasannya Berikut Ini

- 25 Januari 2024, 10:15 WIB
Pentingnya Asesmen Projek P5 Dalam Kurikulum Merdeka Salah Satunya Mengembangkan Keterampilan Berpikir
Pentingnya Asesmen Projek P5 Dalam Kurikulum Merdeka Salah Satunya Mengembangkan Keterampilan Berpikir /

PORTALBANGKALAN.COM - Pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan dan penyesuaian dengan tuntutan zaman. Salah satu inovasi terbaru adalah P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka.

Melalui P5, nilai-nilai Pancasila diimplementasikan kepada para pelajar Indonesia dengan tujuan membangun profil pelajar yang unggul dan memiliki karakter sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan.

Baca Juga: Pada Kurikulum Merdeka, Siapa yang Berhak Menentukan Kelulusan Peserta Didik?

Apa Itu P5 dalam Kurikulum Merdeka?

Apa itu sebenarnya P5 dalam Kurikulum Merdeka? P5 merupakan sebuah kegiatan kokurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dalam profil pelajar Pancasila.

Program ini menekankan pembelajaran lintas disiplin ilmu, di mana peserta didik diajak untuk mempelajari isu-isu penting di sekitar mereka.

Dalam penerapan P5, peserta didik memiliki kesempatan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang berbagai isu, seperti perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.

Tujuan dari program ini adalah agar peserta didik dapat melibatkan diri secara aktif dalam menanggapi isu-isu tersebut sesuai dengan tahapan belajar dan kebutuhannya.

Prinsip-prinsip P5 dalam Kurikulum Merdeka

P5 dalam Kurikulum Merdeka didasarkan pada prinsip-prinsip yang penting, yaitu holistik, kontekstual, berpusat pada peserta didik, dan eksploratif.

1. Prinsip Holistik

Pertama, prinsip holistik mengajarkan peserta didik untuk melihat sebuah isu secara menyeluruh dan mendalam sehingga pemahaman mereka menjadi lebih komprehensif.

2. Prinsip Kontekstual

Kedua, prinsip kontekstual menekankan pentingnya pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai dasar pembelajaran.

Dengan menghadapi tantangan dan memecahkan masalah secara langsung, peserta didik dapat memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.

3. Prinsip Berpusat pada Peserta Didik

Selanjutnya, prinsip berpusat pada peserta didik menjadikan mereka sebagai subjek pembelajaran yang aktif dan mandiri dalam mengelola proses belajar.

Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih dan mengusulkan topik yang sesuai dengan minat mereka, sementara guru bertindak sebagai fasilitator.

4. Prinsip Eksploratif

Terakhir, prinsip eksploratif mendorong semangat eksplorasi, pengembangan diri, dan inkuiri peserta didik.

Dalam P5, terdapat fleksibilitas dalam jangkauan materi, alokasi waktu, dan penyesuaian yang memungkinkan peserta didik untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi mereka.

Penerapan P5 dalam Kurikulum Merdeka

Dalam penerapan P5, profil pelajar Pancasila yang diharapkan terwujud mencakup berbagai dimensi.

Pertama, peserta didik diharapkan memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Kedua, mereka diharapkan menjadi individu yang menghargai keberagaman secara global.

Ketiga, nilai gotong royong dan kemandirian turut ditekankan dalam profil pelajar ini.

Keempat, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Baca Juga: 6 Dampak Positif Penerapan E-Budgeting dalam Pemberantasan Korupsi

Latar Belakang Penerapan P5 dalam Kurikulum Merdeka

Latar belakang penerapan P5 dalam Kurikulum Merdeka didasari oleh keprihatinan pendidik dan praktisi pendidikan di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir.

Mereka menyadari bahwa pembelajaran harus terhubung dengan kehidupan sehari-hari peserta didik.

Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Indonesia, juga menekankan pentingnya pendidikan yang relevan dengan kehidupan nyata peserta didik.

Dalam implementasi P5, setiap sekolah memiliki kebebasan dalam merancang dan mengembangkan proyek-proyek yang sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal mereka.

P5 dapat diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran, seperti bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan sosial, seni, dan lain-lain.

Selain itu, P5 juga dapat berkolaborasi dengan institusi dan komunitas di luar sekolah, seperti lembaga swadaya masyarakat, pemerintah daerah, dan perusahaan.

Melalui P5, diharapkan bahwa peserta didik akan mengembangkan berbagai keterampilan dan sikap yang penting untuk menghadapi tantangan kehidupan di era modern.

Dengan demikian, mereka dapat menjadi agen perubahan yang membawa dampak positif bagi diri sendiri, lingkungan sekitar, dan bangsa secara keseluruhan.***

Editor: Ari Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah