Pengertian Payback Period dan Cara Menghitungnya

7 Maret 2024, 14:05 WIB
Pengertian Payback Period dan Cara Menghitungnya /Pixabay/EmAji/

PORTALBANGKALAN.COM - Dalam dunia bisnis, pengambilan keputusan investasi merupakan langkah penting yang harus dihadapi oleh setiap pemilik usaha.

Salah satu metode yang digunakan untuk mengevaluasi proyek investasi adalah dengan menggunakan Payback Period.

Dengan pemahaman yang baik tentang Payback Period, pengusaha dapat membuat keputusan investasi yang lebih tepat dan mengelola risiko dengan lebih efektif.

Baca Juga: Panduan Praktis Cara Menghitung Bunga Pinjaman dengan Tepat

Pengertian Payback Period

Payback Period atau periode pengembalian modal adalah metode sederhana untuk mengevaluasi berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu investasi untuk mengembalikan modal awal yang dikeluarkan.

Dalam istilah yang lebih sederhana, Payback Period menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan suatu proyek investasi untuk mencapai titik impas atau break-even, di mana penerimaan dari proyek tersebut telah menutupi seluruh biaya investasi awal.

Metrik ini sangat berguna sebelum membuat keputusan apa pun, terutama ketika seorang investor perlu membuat penilaian cepat tentang usaha investasi yang akan dilakukan.

Dengan mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali modal, investor dapat memperhitungkan risiko dan peluang yang terkait dengan investasi tersebut.

Cara Menghitung Payback Period

Cara menghitung Payback Period dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sederhana. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Payback Period = Biaya Investasi / Arus Kas Tahunan Rata-rata

Sebagai contoh, misalkan suatu perusahaan menginvestasikan $10.000 dalam sebuah proyek yang diharapkan menghasilkan arus kas tahunan sebesar $2.000. Maka, Payback Period dapat dihitung sebagai berikut:

Payback period = $10.000 / $2.000/tahun = 5 tahun

Dengan demikian, dalam contoh tersebut, perusahaan diperkirakan akan mendapatkan kembali modal investasi dalam waktu 5 tahun.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Payback Period

Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung Payback Period. Pertama, risiko adalah faktor penting yang dapat mempengaruhi hasil Payback Period.

Semakin tinggi risiko suatu proyek investasi, semakin lama Payback Period yang dibutuhkan. Kedua, estimasi arus kas juga mempengaruhi Payback Period.

Jika estimasi arus kas yang lebih tinggi, Payback Period akan lebih cepat tercapai.

Contoh Kasus Penggunaan Payback Period

Untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang penggunaan Payback Period, berikut adalah contoh kasus pengambilan keputusan investasi.

Misalkan sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk menginvestasikan sejumlah modal dalam pengembangan produk baru. Setelah melakukan perhitungan Payback Period, perusahaan menemukan bahwa Payback Period proyek tersebut adalah 3 tahun.

Berdasarkan analisis ini, perusahaan dapat memutuskan apakah proyek tersebut layak dilakukan atau tidak. Apabila Payback Period sesuai dengan harapan perusahaan, maka proyek tersebut dapat dianggap sebagai investasi yang menguntungkan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Nilai Buku Suatu Aset?

Dalam pengambilan keputusan investasi, memahami Payback Period merupakan langkah penting yang harus dilakukan. Payback Period memberikan informasi tentang waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi awal.

Dengan pemahaman yang baik tentang Payback Period, pengusaha dapat membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana dan mengelola risiko dengan lebih efektif.***

Editor: Ari Prasetyo

Terkini

Terpopuler