Gaya arsitektur yang khas ini tampak jelas pada unit-unit massa Stasiun Jakarta Kota, yang terdiri dari unit massa kepala, unit massa sayap, gerbang masuk utama dan peron, serta unit massa menara (utama atau depan, samping, dan gerbang samping). Secara keseluruhan, konfigurasi unit-unit massa tersebut membentuk huruf T.
Stasiun Jakarta Kota diresmikan pada 8 Oktober 1929 oleh Gubernur Jenderal jhr. A.C.D. de Graeff, yang memimpin Hindia Belanda antara 1926-1931. Peresmian stasiun ini dihadiri oleh penanaman kepala kerbau sebagai upacara adat yang digunakan pada masa itu.
Stasiun Jakarta Kota memiliki 12 jalur kereta api dan setiap harinya dipenuhi oleh calon penumpang kereta api, terutama pengguna Commuter Line relasi Jakarta Kota-Bogor dan Jakarta Kota-Bekasi.
Stasiun ini juga merupakan stasiun type Terminus, yang merupakan stasiun akhir dan tidak memiliki kelanjutan jalur rel kereta api.
Kini, Stasiun Jakarta Kota telah berusia lebih dari seabad dan menjadi salah satu warisan budaya yang terkenal dari kolonial Belanda. Sebagai situs cagar budaya yang dilindungi negara, stasiun ini harus dijaga dan dirawat dengan baik agar tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi masa kini. ***