PORTALBANGKALAN - Kisah di balik lagu "Sepasang Mata Bola" yang terkenal di Stasiun Wates. Temukan fakta menarik dan kisah di balik lagu ini.
Apakah kamu pernah mendengar lagu "Sepasang Mata Bola"? Jika kamu sering naik kereta api dari atau ke arah Yogyakarta, kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan lagu yang terkenal di Stasiun Wates ini.
Namun, tahukah kamu ada kisah menarik di balik lagu tersebut? Yuk, simak ulasan berikut dan temukan fakta menarik di balik lagu "Sepasang Mata Bola" yang mungkin belum kamu ketahui sebelumnya.
Stasiun yang memiliki ketinggian sekitar 18 meter ini adalah stasiun utama di Kabupaten Kulonprogo dan melayani perjalanan kereta api lokal maupun jarak jauh.
Sejarah Stasiun Wates
Stasiun Wates dibangun pada tahun 1901 oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda dan memiliki jalur lintas antara Yogyakarta dan Kutoarjo.
Saat itu, stasiun ini hanya memiliki satu jalur lintas lurus dan sebuah gudang kecil untuk menyimpan barang.
Dalam sejarahnya, Stasiun Wates pernah menjadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tahun 1949, Brigadir Jenderal Soedirman, Panglima Besar Divisi Siliwangi yang sedang sakit parah, tiba di Stasiun Wates untuk menjalani perawatan medis.
Namun, pada saat itu Belanda tengah melakukan operasi militer dan Stasiun Wates menjadi sasaran serangan. Pasukan Soedirman kemudian memindahkan beliau ke Desa Tawangmangu dan akhirnya beliau meninggal dunia di sana.