Investasi Rp225 Triliun, Proyek Pabrik Batu Bara di Sumatera Selatan Ini Diminati China Usai AS Hengkang?

13 September 2023, 19:45 WIB
Investasi Rp225 Triliun, Proyek Pabrik Batu Bara di Sumatera Selatan Ini Diminati China Usai AS Hengkang /Unsplash/Bart van Dijk/

PortalBangkalan.com - Pembangunan pabrik hilirisasi batu bara di Sumatera Selatan telah menjadi sorotan dengan berbagai dinamika yang terjadi di dalamnya.

Awalnya, Indonesia berkolaborasi dengan perusahaan Amerika Serikat (AS), Air Products & Chemical Inc, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Pertamina (Persero) untuk membangun pabrik tersebut.

Sayangnya, perusahaan AS tersebut mengundurkan diri dari proyek pembangunan pabrik batu bara di Sumatera Selatan ini.

Rencananya, pabrik hilirisasi batu bara ini akan dibangun di Muara Enim, Sumatera Selatan.

Jika berhasil, Indonesia akan memiliki pabrik gasifikasi batu bara yang menghasilkan Dimethyl ether (DME), sebuah alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan liquefied petroleum gas (LPG).

Baca Juga: Sidak DPRD Sidoarjo: Proyek Betonisasi Tarik Mliriprowo Dinilai Asal-Asalan, Belum Ada Respon dari PUBMSDA

DME memiliki sifat yang lebih stabil dalam nyala api dan tidak merusak lapisan ozon.

Dikutip PortalBangkalan.com dari laman indonesia.go.id, untuk mewujudkan proyek pembangunan ini diperlukan investasi sebesar USD 15 miliar atau sekitar Rp225 triliun.

Meskipun perusahaan AS telah meninggalkan kolaborasi ini, pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan pabrik hilirisasi batu bara di Sumatera Selatan.

Kesempatan ini kemudian menarik minat sebuah perusahaan asal China untuk terlibat dalam pengolahan batu bara menjadi DME.

Keputusan perusahaan AS untuk mundur dari proyek ini dikarenakan mereka lebih tertarik dengan peluang bisnis di dalam negeri.

Terlebih lagi, AS sedang giat mengembangkan energi hijau, sehingga perusahaan tersebut memilih untuk menginvestasikan sumber daya mereka di sana.

Kendati demikian, pemerintah Indonesia tetap optimis dan berupaya menjalin kerja sama dengan investor lain untuk melanjutkan pembangunan pabrik hilirisasi di Sumatera Selatan.

Proyek pabrik batu bara di Sumatera Selatan ini memiliki potensi besar dalam menggerakkan sektor industri dan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.

Selain itu, ini juga menjadi langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG.

Baca Juga: Rencana Spektakuler: Patung Tertinggi di Jawa Barat, Proyek Mega Seharga Rp10 Triliun

Dengan pabrik hilirisasi batu bara yang menghasilkan DME, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah.

Meski masih dihadapkan pada tantangan pasca-mundurnya perusahaan AS, langkah pemerintah Indonesia untuk melanjutkan proyek ini merupakan kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan investor baru.

Dengan begitu, Sumatera Selatan dapat menjadi pusat produksi DME yang berpotensi menghasilkan lapangan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional.***

Editor: Ari Prasetyo

Tags

Terkini

Terpopuler