Pantangan Pernikahan Adat Tionghoa, Mitos dan Tradisi yang Mewarnai Kebersamaan Hidup Bersama

- 16 Januari 2024, 20:11 WIB
Pantangan Pernikahan Adat Tionghoa, Mitos dan Tradisi yang Mewarnai Kebersamaan Hidup Bersama
Pantangan Pernikahan Adat Tionghoa, Mitos dan Tradisi yang Mewarnai Kebersamaan Hidup Bersama /iStock/Lan Zhang/Getty Images/iStockphoto

Portalbangkalan.com - Pernikahan dalam budaya Tionghoa tidak hanya sekadar rangkaian acara indah, tetapi juga sarat dengan mitos dan tradisi yang dijunjung tinggi.

Di balik keharmonisan prosesi pernikahan, tersimpan pantangan-pantangan yang diyakini memengaruhi nasib dan keberuntungan pasangan pengantin.

Inilah beberapa dari pantangan tersebut yang masih dipegang teguh oleh masyarakat Tionghoa.

  1. Tidak Boleh Menjadi Pengapit Lebih dari Tiga Kali

Peran pengapit dalam pernikahan menjadi sesuatu yang dihormati, namun masyarakat Tionghoa meyakini bahwa mengemban tugas ini lebih dari tiga kali dapat membawa berat jodoh.

Meskipun tugas pengapit dianggap mulia, batasan ini diterapkan sebagai bentuk perlindungan terhadap keberuntungan pribadi.

Baca Juga: Mengapa Tradisi Angpao Tionghoa Menetapkan Batasan, Kenapa Belum Menikah Tidak Boleh Kasih Angpao?

  1. Calon Pengantin Tidak Boleh Memakai Baju Pernikahan Sebelum Waktunya

Percaya atau tidak, pemakaian baju pengantin sebelum acara pernikahan dianggap dapat membawa sial dalam mencari jodoh.

Aturan ini mengikuti keyakinan bahwa mengenakan gaun atau jas pernikahan sebelum hari H dapat mengganggu jalannya kehidupan cinta.

  1. Angpao untuk Menghindari Kesialan

Angpao, hadiah uang dalam amplop merah, bukan hanya simbol kebahagiaan tetapi juga melibatkan keyakinan bahwa tidak memberikan angpao kepada mereka yang terlibat dalam persiapan pernikahan akan membawa kesialan.

Tradisi ini memperkuat ikatan sosial dan ekonomi dalam acara pernikahan.

  1. Jarak Umur Pasangan yang Harus Diperhatikan

Konsep jarak umur menjadi pertimbangan serius dalam pernikahan. Jarak tiga, enam, dan sembilan tahun dianggap kurang menguntungkan, sementara jarak empat tahun dianggap membawa kestabilan dan kekokohan dalam hubungan.

Baca Juga: Kreasi Angpao Imlek DIY Membuat Hantaran Kreatif untuk Momen Tahun Baru China 2024

  1. Perhatikan Tanggal Lahir

Konsultasi dengan peramal tentang waktu kelahiran pasangan sebelum menikah adalah langkah yang diambil serius.

Hasil ramalan dapat memengaruhi keputusan untuk melanjutkan atau mengakhiri hubungan, mencerminkan pentingnya kecocokan astrologis dalam pernikahan Tionghoa.

  1. Hindari Angka Empat dan Sukai Angka Delapan

Angka empat dihindari karena berkaitan dengan makna kematian dalam Bahasa Mandarin, sementara angka delapan dianggap membawa keberuntungan karena bentuknya menyerupai simbol tak terhingga.

Beberapa gedung bahkan menghindari penggunaan angka empat untuk nomor lantai.

  1. Batasan Berkabung Sebelum Pernikahan

Menghindari pemakaman dan kunjungan kepada yang baru melahirkan tiga bulan sebelum pernikahan adalah tindakan hormat terhadap kehidupan dan kematian.

Jika salah satu orang tua calon pengantin meninggal sebelum pernikahan, tradisi menunda pernikahan selama 100 hari dianggap sebagai penghormatan kepada yang meninggal.

Baca Juga: Mengenal Etika dan Cara Meminta Angpao dalam Budaya Tionghoa, Yuk Cari Tahu Biar Gak Salah

  1. Batasan untuk Beberapa Tamu Wanita di Hari Pernikahan

Pada hari pernikahan, sejumlah aturan membatasi partisipasi wanita tertentu, seperti yang mengenakan baju putih, wanita hamil, dan janda, untuk memasuki kamar pengantin.

Tradisi ini mencerminkan pemahaman mendalam mengenai etika dan norma sosial yang berlaku.

Dalam keberagaman adat dan kepercayaan Tionghoa, pantangan-pantangan ini menjadi bagian integral dari pernikahan, menciptakan lapisan makna dan nilai-nilai yang lebih dalam dalam memandu perjalanan kehidupan bersama.***

Editor: Mohamad Jamaludin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah