Jelaskan Bagaimana Sistem Saraf Autonom Mengatur Peristalsis Dalam Saluran Pencernaan Apa Peran Sistem Saraf

- 2 November 2023, 15:12 WIB
Jelaskan Bagaimana Sistem Saraf Autonom Mengatur Peristalsis Dalam Saluran Pencernaan  Apa Peran Sistem Saraf
Jelaskan Bagaimana Sistem Saraf Autonom Mengatur Peristalsis Dalam Saluran Pencernaan Apa Peran Sistem Saraf /

PORTALBANGKALAN.COM - Sistem saraf otonom, juga dikenal sebagai sistem saraf visceral, adalah bagian dari sistem saraf yang mengatur fungsi-fungsi yang tidak disadari secara sadar, termasuk regulasi peristalsis dalam saluran pencernaan.

Peristalsis adalah serangkaian gerakan kontraksi dan relaksasi otot-otot polos yang bergerak melalui saluran pencernaan, yang membantu dalam pencernaan dan pergerakan makanan dari mulut ke anus.

Sistem saraf otonom terdiri dari dua komponen utama: sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Kedua sistem saraf ini bekerja bersama-sama untuk mengatur peristalsis dan fungsi-fungsi lain dalam saluran pencernaan.

Baca Juga: Jelaskan Dengan Rinci Bagaimana Hormon Gastrin Berperan Dalam Mengatur Pencernaan Di Dalam Lambung

  1. Sistem Saraf Simpatis: Sistem saraf simpatis bertanggung jawab untuk merangsang relaksasi otot-otot polos dalam saluran pencernaan dan menghambat peristalsis. Ketika aktivitas simpatis meningkat, seperti dalam situasi stres atau fight-or-flight response, suplai darah ke saluran pencernaan berkurang dan peristalsis melambat. Hal ini memungkinkan energi dialihkan ke sistem lain yang mendukung respons stres, seperti meningkatkan denyut jantung atau aliran darah ke otot-otot rangka.

  2. Sistem Saraf Parasimpatis: Sistem saraf parasimpatis bertindak sebagai lawan dari sistem saraf simpatis, dan berperan dalam merangsang kontraksi otot-otot polos dan meningkatkan peristalsis. Ketika sistem saraf parasimpatis aktif, seperti saat kita berada dalam keadaan rileks dan makan, suplai darah ke saluran pencernaan meningkat dan aktivitas pencernaan ditingkatkan. Sistem saraf parasimpatis merangsang pelepasan asetilkolin, suatu neurotransmitter yang merangsang kontraksi otot-otot polos dalam saluran pencernaan.

  3. Sistem Saraf Enterik: Selain sistem saraf simpatis dan parasimpatis, saluran pencernaan juga memiliki sistem saraf enterik yang merupakan jaringan saraf yang terdapat dalam dinding saluran pencernaan itu sendiri. Sistem saraf enterik mengatur peristalsis dan fungsi-fungsi lain saluran pencernaan secara mandiri, tanpa pengaruh langsung dari sistem saraf pusat. Sistem saraf enterik terdiri dari jaringan saraf yang saling terhubung di sepanjang saluran pencernaan, dan mampu mengendalikan gerakan otot-otot polos dalam saluran pencernaan untuk menghasilkan peristalsis yang efektif.

Secara keseluruhan, sistem saraf otonom bekerja secara sinergis untuk mengatur peristalsis dan gerakan otot-otot saluran pencernaan. Sistem saraf simpatis memperlambat peristalsis dan menghambat aktivitas pencernaan saat dalam situasi stres, sementara sistem saraf parasimpatis merangsang peristalsis dan meningkatkan aktivitas pencernaan saat kita rileks dan makan.

Sistem saraf enterik, di sisi lain, bertanggung jawab secara lokal dalam mengatur gerakan otot-otot saluran pencernaan untuk mencapai peristalsis yang efektif.***

Editor: Nugroho Setya Aji


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah