Akses ke satuan pendidikan juga dapat menjadi tantangan dalam pemantauan kondisi satuan pendidikan. Satuan pendidikan sering kali terletak di daerah yang sulit dijangkau, baik karena faktor geografis maupun faktor keamanan.
Akses yang terbatas dapat menghambat pemantauan kondisi satuan pendidikan secara langsung. Pemantauan yang dilakukan secara tidak langsung dapat kurang akurat.
3. Keengganan untuk diaudit
Beberapa satuan pendidikan enggan untuk diaudit atau dievaluasi. Keengganan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti takut akan hasil audit yang tidak memuaskan, takut akan sanksi, atau tidak percaya kepada pihak auditor.
Baca Juga: Apa Arti Penting Kehadiran Perencanaan Berbasis Data untuk Satuan Pendidikan? Ini Jawabanya
Keengganan untuk diaudit dapat menghambat pemantauan kondisi satuan pendidikan secara objektif. Hasil audit yang tidak akurat dapat berdampak pada pengambilan kebijakan yang tidak tepat.
4. Kurangnya sumber daya
Pemantauan kondisi satuan pendidikan memerlukan sumber daya yang memadai, baik sumber daya manusia, dana, maupun sarana prasarana. Keterbatasan sumber daya dapat menghambat pemantauan kondisi satuan pendidikan secara menyeluruh.
5. Kurang adanya koordinasi
Pemantauan kondisi satuan pendidikan sering kali dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun lembaga independen. Namun, koordinasi antarpihak tersebut sering kali kurang berjalan dengan baik.