PORTALBANGKALAN.COM - Bali, surganya wisata, pernah diramaikan oleh wacana ambisius pembangunan jembatan terpanjang yang menghubungkan pulau-pulau eksotis di sekitarnya. Namun, sepertinya rencana ini tak kunjung terealisasi. Jembatan ini direncanakan untuk menghubungkan Nusa Penida dan Nusa Lembongan, dengan harapan akan membuka pintu bagi potensi wisata yang semakin berkembang.
Rencana Jembatan Megah dan Potensi Wisata
Berpikir besar, Bali merencanakan pembangunan jembatan terpanjang di Bali yang akan menghubungkan pulau-pulau indah di sekitarnya. Jembatan ini akan menjadi penghubung antara Bali, Nusa Penida, dan Nusa Lembongan. Pemikiran ini muncul sebagai jawaban atas meningkatnya kunjungan wisatawan, yang diyakini akan semakin bertambah dengan adanya infrastruktur modern ini.
Kendala Penyeberangan Laut dan Usulan Jembatan
Kunjungan wisatawan ke Nusa Penida mengalami peningkatan yang signifikan, terutama setelah pandemi. Namun, kendala timbul saat wisatawan harus menyeberangi laut dengan kapal ferry atau boat dari Pelabuhan Sanur. Waktu tempuh yang relatif singkat, sekitar 30 menit, tetapi gelombang air laut yang tinggi sering menghambat perjalanan, terutama antara bulan Juni dan Juli.
Dampak Gelombang Tinggi pada Kunjungan Wisata
Tingginya gelombang air laut ini memiliki dampak besar terhadap kunjungan wisatawan. Momen high season kunjungan, baik lokal maupun mancanegara, sering terganggu oleh fenomena ini. Dalam kondisi ini, kunjungan wisatawan ke Nusa Penida dapat turun drastis hingga 50 persen. Fenomena ini tidak hanya mempengaruhi bisnis pariwisata, tetapi juga ekonomi penduduk di pulau ini.
Wacana Segitiga Emas untuk Peningkatan Kunjungan