PORTALBANGKALAN.COM - Siapa sangka, Bandara Internasional Adi Soemarmo di Boyolali yang kini menyandang predikat bandara terbaik di Jawa Tengah, konon dulunya hanyalah lahan tebu seluas 17 hektare peninggalan Belanda. Kini, 82 tahun kemudian, bekas lahan tebu itu telah bertransformasi jadi bandara bertaraf internasional.
Pada 2022 lalu, berkat pelayanan prima dan fasilitasnya yang memukau, Bandara Adi Soemarmo meraih penghargaan bergengsi 'Best Airport by Size in Asia Pacific' dari ASQ Awards. Penghargaan bergengsi ini menjadi bukti nyata bahwa apa yang dulunya lahan tebu biasa kini telah menjelma jadi bandara idaman dengan reputasi internasional.
Dibuka Untuk Umum pada 1974
Bandara Adi Soemarmo mulanya dirintis pemerintah kolonial Belanda pada 1940 yang saat itu bernama Lapangan Terbang Bojonegoro. Namun baru pada 1974, setelah berbagai pasang surut sejarah, bekas lahan tebu seluas 17 hektare ini resmi dibuka untuk umum dengan nama Bandara Panasan.
Pada 1984, Bandara Panasan ini kemudian diresmikan menjadi Bandara Internasional Adi Soemarmo seperti yang kita kenal hingga saat ini, mengusung nama mendiang Jenderal TNI Anumerta Adi Soemarmo.
Fasilitas Bertaraf Internasional
Meski lahannya dulunya bekas tebu, kini fasilitas Bandara Adi Soemarmo tak kalah dengan bandara mancanegara. Dilengkapi landasan pacu 3.000 meter, bandara ini mampu melayani hingga 2,5 juta penumpang per tahunnya.
Interior bandara juga dilengkapi berbagai fasilitas modern seperti eskalator, AC, dan interior artistik nan estetis. Tak ketinggalan, keramahan dan profesionalisme staff bandara juga mendapatkan apresiasi penumpang.
Menginspirasi Bandara Lainnya
Perjalanan panjang Bandara Adi Soemarmo dari lahan tebu hingga meraih penghargaan internasional tentu patut dijadikan teladan bagi pengembangan bandara di daerah lain. Ini menunjukkan bahwa pengelolaan bandara yang baik dapat memberikan hasil maksimal.