Namun, siapa sangka, seiring berkembangnya teknologi, kerbau kini menjadi peliharaan yang menguntungkan secara ekonomi bagi warga Bulakpepe. Jadi, jangan heran jika kerbau di Kampung Kerbau menjadi si raja kaya yang diminati oleh banyak orang.
5. Sistem Titip Pemeliharaan Kerbau
Para pemilik kerbau di Kampung Kerbau Ngawi memang jago dalam mencari untung. Selain menjual hasil ternaknya, mereka juga mengembangkan sistem titip untuk memudahkan pemeliharaan kerbau. Dalam sistem ini, pemilik kerbau membayar orang lain sekitar Rp50.000 per ekor tiap bulannya untuk mengurus kerbau mereka.
Sedangkan para pemilik kerbau memilih tinggal di kampung sebelah yang tidak jauh dari lokasi. Mereka memilih lahan luas yang tidak ada tanaman produktifnya untuk menggembalakan kerbau secara komunal. Di sana, mereka bisa merasakan kebebasan dan ketenangan sambil menjaga kerbau dari bahaya liar. Dengan sistem titip ini, pemilik kerbau tak perlu repot mengurus ternaknya sendiri dan bisa fokus pada pekerjaan lain yang menghasilkan uang. Seru dan praktis, bukan?
Baca Juga: Nggak Sampe 30km2, Iniloh Daerah Terkecil di Kabupaten Ngawi Jawa Timur, Sudah Tahu Belum?
6. Kampung Kerbau, Harta Paling Berharga
Di Dusun Bulakpepe, Ngawi, Jawa Timur, kerbau bukan sekadar hewan ternak biasa. Bagi warga setempat, kerbau dianggap sebagai harta paling berharga dan disebut dengan sebutan rojo koyo atau si raja kaya. Ternyata, kerbau bukan hanya mendatangkan keberuntungan dalam bidang pertanian, tetapi juga menjadi investasi yang menghasilkan banyak uang.
Hal ini membuat masyarakat Dusun Bulakpepe lebih memilih menyimpan uang mereka dalam bentuk peliharaan kerbau daripada di bank. Siapa sangka, kerbau di Dusun Bulakpepe menjadi simbol prestise yang lebih tinggi daripada uang di bank. Yuk, jangan sampai ketinggalan merasakan sensasi menjadi kaya raya dengan memelihara kerbau di Dusun Bulakpepe!***