Network
PORTALBANGKALAN.COM - Singkawang, sebuah kota kecil yang terletak di Kalimantan Barat, telah menjadi sorotan publik sebagai kota paling toleran di Indonesia. Pada tahun 2018, Setara Institute memberikan penghargaan tersebut kepada Singkawang atas kehidupan masyarakatnya yang harmonis dalam perbedaan.
Mayoritas penduduk Singkawang terdiri dari suku Melayu, Tionghoa, dan Dayak. Meski berbeda agama, mereka selalu merayakan hari-hari besar agama masing-masing dengan meriah.
Bahkan, Singkawang juga terkenal dengan julukan Kota Seribu Kelenteng karena banyaknya tempat ibadah umat Buddha yang tersebar di seluruh kota. Menurut data tahun 2014, terdapat sekitar 704 klenteng, wihara, dan cetiya di Singkawang.
Baca Juga: Pernah Jadi Sebuah Negara! Iniloh 3 Fakta Unik dan Menarik dari Madura yang Wajib Kamu Baca
Salah satu perayaan besar yang selalu ditunggu-tunggu di Singkawang adalah Cap Go Meh. Pada hari ke-15 setelah Imlek, kota ini akan dimeriahkan dengan pawai lampion dan pemberkatan tatung di wihara-wihara.
Tujuannya adalah untuk membersihkan kota dari roh-roh jahat agar masyarakat Singkawang selalu diberkati sepanjang tahun.
Namun, keunikan Singkawang tidak hanya terletak pada kerukunan antar umat beragama. Kota ini juga memiliki simbol kerukunan antar tempat ibadah, seperti Wihara Tri Dharma Bumi Raya yang berseberangan dengan Masjid Raya Singkawang. Keberadaan keduanya menjadi salah satu simbol kerukunan antar umat beragama di Singkawang.
Wihara Tri Dharma Bumi Raya atau juga dikenal dengan sebutan Pekong Toa, sudah berumur 200-an tahun dan selalu menjadi salah satu pusat perayaan Cap Go Meh di Singkawang.
Sementara itu, Masjid Raya Singkawang sudah didirikan sejak tahun 1885 dan termasuk masjid terbesar di Singkawang.
