Tugu Hikayat Babalayar: Proyek Kontroversial yang Diduga Menguras APBD Kota Sidoarjo

1 April 2023, 12:44 WIB
Tugu Hikayat Babalayar: Proyek Kontroversial yang Diduga Menguras APBD Sidoarjo /

 

PORTALBANGKALAN.COM - Proyek pembangunan Tugu Air di perempatan Babalayar menelan APBD Tahun 2022 sebesar Rp 661 juta yang dikerjakan oleh CV Walka Elektrindo.

Meskipun target penyelesaian proyek tersebut adalah Oktober, namun faktanya baru terealisasi pada Desember 2022. Hal ini terjadi karena Bupati Sidoarjo mendahulukan revitalisasi Tugu Pancasila, yang merupakan lambang negara yang harus dijaga dan dirawat.

Baca Juga: Tugu Hikayat Babalayar: Kontroversi di Balik Ikon Budaya Kota Delta Sidoarjo Jawa Timur

Keterlambatan dalam pembangunan Tugu Air Babalayar membuat proyek diperbantukan kepada tukang khusus untuk pertamanan, yang sifatnya membantu menyelesaikan proyek pembuatan taman diperkirakan sekitar 80 persen hingga akhir 2022.

Meskipun demikian, masyarakat yang telah menunggu dengan sabar penyempurnaan tugu tersebut kecewa dengan hasil akhir proyek pembangunan Tugu Air Babalayar.

Kontroversi Tugu Air Babalayar di Media Sosial

 

Banyak masyarakat yang beramai-ramai mengomentari akun sosial media @Pemkabsidoarjo, dimana ikon kota yang digadang-gadang tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Akun @anambizz pada postingan tugu babalayar yang di-posting pada Sabtu (13/1) lalu mengomentari bahwa "Serius ini menghabiskan anggaran senilai Rp 694,5 juta, setara 3 unit rumah di Krembung."

Baca Juga: Buruan Pilih!! 5 Rekomendasi Tempat Makan Sidoarjo yang Pas Bingit buat Bukber Bareng Keluarga

Tidak hanya itu, akun @lita_anggaeni96 juga mengekspresikan kekecewaannya dengan mengatakan "Aku kira ukurannya tinggi menjulang, gagah, mempesona. Lah kok ternyata tak sesuai harapan. Itu tugu apa hiasan jalan, pendek amat kayak aku."

Sementara itu, akun @putri_javier juga memberikan komentar "Tak kira bakal ada air2nya dikit2... Biar keliatan seger... Lah salah... Ternyata batu doank designya bagus... Mungkin agak kurang tinggi" imbuh di kolom komentar.

Tugu Air Babalayar, Ikon Baru Kabupaten Sidoarjo

Pembangunan proyek Tugu Babalayar yang rencananya akan ada air mancurnya, hingga saat dipantau belum juga rampung dan tidak berfungsi (kering) dibagian tengah tugu yang berada persis di perempatan dekat dengan pusat perbelanjaan dan bakal dijadikan ikon Sidoarjo.

Namun, meskipun proyek ini masih dalam tahap penyelesaian dan belum berfungsi sepenuhnya, tugu air ini tetap menjadi perhatian dan sorotan publik saat ini. Apakah Tugu Babalayar yang dijuluki sang delta, memiliki filosofi pohon bambu mampu menjadi ikon baru Kabupaten Sidoarjo?

Ketua LSM JCW Sigit Imam Basuki meminta kepada Kejaksaan Negeri Sidoarjo untuk menindaklanjuti laporannya tersebut. Dengan demikian, masyarakat Sidoarjo berharap agar proyek pembangunan Tugu Air Babalayar dapat diselesaikan dengan segera dan memenuhi harapan mereka.

Bagaimana menurut Anda? Apakah Tugu Air Babalayar akan menjadi ikon baru Kabupaten Sidoarjo yang disukai oleh masyarakat? Yuk, bagikan pendapatmu di kolom komentar di bawah ini!

Indikasi Kecurangan pada Proyek Pembangunan Tugu Hikayat

Menurut JCW, bangunan tugu hikayat tersebut terlalu kasar dari segi nilai konstruksi dan ornamennya. Selain itu, nilai pagu yang dikeluarkan untuk proyek pembangunan terlalu besar dibandingkan dengan budget yang seharusnya. JCW menilai bahwa pembangunan proyek tugu hikayat tersebut ada indikasi kecurangan atas dugaan dari pemenang tender lelang tersebut.

Baca Juga: Sidoarjo Punya! TOP 11 SMA Terbaik di Sidoarjo Berdasarkan Nilai UTBK 2022, Sekolahmu Termasuk Nggak?

LSM JCW menyampaikan surat langsung ke Kejaksaan Negeri Sidoarjo pada hari Selasa, 24 Januari 2023. Dalam surat tersebut, JCW melaporkan adanya dugaan mark-up anggaran pembangunan proyek tugu hikayat sebesar Rp. 667 juta atas proyek tersebut.

Sigit Imam Basuki, S.T selaku Ketua Umum LSM Java Corruption Watch (JCW) menyampaikan bahwa ada indikasi kongkalikong dalam kejahatan atas lelang proyek tersebut.

JCW menemukan bahwa ada 29 peserta lelang, namun hanya 2 peserta yang dimunculkan, yaitu dari CV Walka Elektrindo dan CV Puntadewa Cipta Sarana. Dari kedua peserta tersebut, CV Puntadewa Cipta Sarana menawar dengan harga Rp. 571.126.881 atau turun 17.8% dari pagu sebesar Rp. 695 juta, sedangkan dari CV Walka Elektrindo memberikan penawaran sebesar Rp. 667.065.643, turun hanya 4%. Faktanya, justru CV Walka Elektrindo yang dimenangkan dalam pelaksanaan proses lelang tersebut.

Indikasi Mark-Up Anggaran pada Proyek Pembangunan Tugu Hikayat

Selain proses pelaksanaan lelang yang terindikasi kecurangan, pembangunan Tugu Hikayat Kota Delta juga dinilai ada indikasi adanya mark-up anggaran. Sigit Imam Basuki, S.T selaku aktifis anti korupsi yang masih aktif meneruskan kuliah jenjang S2 Fakultas Hukum ini, juga menyoroti hasil pembangunan Tugu Hikayat Kota Delta tersebut.

Baca Juga: 3 Tempat Buka Puasa Terbaik di Sidoarjo yang Bikin Lidah Bergoyang! Kamu Wajib Coba!

Menurut JCW, proyek pembangunan tugu dengan diameter 5,5 meter dan ketinggiannya 5 meter itu seharusnya cukup dengan anggaran sebesar Rp. 300 juta saja, termasuk PPN dan PPh.

Namun, proyek ini menelan anggaran hampir 700 juta, yang bagi JCW sangat fantastis sekali. Dalam hitungan JCW, harga proyek tugu tersebut mencapai Rp. 106 jt/m2, yang merupakan harga termahal dalam sejarah pembangunan tugu di Indonesia.

Kejaksaan Negeri Sidoarjo Diminta Menindaklanjuti Laporan

 

Ketua LSM JCW Sigit Imam Basuki meminta kepada Kejaksaan Negeri Sidoarjo untuk menindaklanjuti laporannya tersebut. Apalagi pembangunan Tugu Hikayat Kota Delta tersebut menjadi perhatian dan sorotan publik saat ini.

Kontroversi yang menimpa proyek pembangunan Tugu Hikayat Babalayar bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak terkait.

Semua proyek pembangunan harus dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab, sehingga dapat menghasilkan hasil yang berkualitas tanpa menimbulkan kontroversi dan dugaan kecurangan.(Bersambung...)

Editor: Ari Prasetyo

Sumber: Berbagai Sumber JCW

Tags

Terkini

Terpopuler