Kudus Kota Empat Negeri: Eksplorasi Budaya yang Membuat Kudus Layak Dikunjungi

2 Maret 2023, 14:05 WIB
Kudus Kota Empat Negeri: Eksplorasi Budaya yang Membuat Kudus Layak Dikunjungi/Instagram/ @menarakudus/ /

PORTALBANGKALAN.COM - Kudus, merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah, dikenal dengan berbagai julukan yang menarik, salah satunya adalah Kudus Kota Empat Negeri. Julukan tersebut merujuk pada keberadaan empat peradaban yang pernah hadir di Kudus, yaitu Jawa, Tionghoa, Arab, dan Belanda.

Pemerintah Kabupaten Kudus berusaha menciptakan sebuah identitas kota yang lebih berkarakter melalui city branding dengan tagline "Kudus Kota Empat Negeri". Tujuannya adalah untuk mengakomodasi berbagai jenis budaya yang ada dan menarik minat wisatawan.

Dalam artikel ini, akan dijelaskan lebih detail tentang asal usul julukan tersebut dan masing-masing peradaban yang pernah hadir di Kudus.

Baca Juga: Ini Dia Asal-Usul Nama Pulau Weh, Titik Nol di Ujung Barat Indonesia - Menguak Sejarah Pulau Weh

Kudus Kota Empat Negeri: Asal Usul

Pemerintah Kabupaten Kudus bersama dengan berbagai pihak membuat sebuah brand city baru, yaitu "Kudus Kota Empat Negeri". Brand city tersebut sebelumnya dikenal dengan slogan "The Taste of Java".

Tujuannya untuk menciptakan sebuah identitas yang lebih berkarakter sebagai sebuah kota. Diharapkan brand city ini dapat mengakomodasi berbagai jenis budaya yang telah ada sehingga tercipta harmonisasi, dan diharapkan mampu menarik minat wisatawan.

Pengusulan slogan baru ini dilakukan dengan serangkaian perdebatan dan riset untuk memastikan apakah tagline tersebut cocok dengan kabupaten yang lebih dulu dikenal dengan julukan Kota Kretek ini.

Abdul Jalil, Umar Ali, dan Agus Susanto, para praktisi dengan berbagai latar belakang bidang keilmuan, ditugaskan oleh Bupati Kudus HM Hartopo untuk menyusun dan menjalankan city branding untuk Kudus.

Setelah dikaji mendalam, Jalil mengatakan ‘negeri’ di sini bukanlah sebuah negeri atau negara, melainkan sebuah peradaban masyarakat. Satu persatu peradaban yang pernah ada di Kudus pun dikuak.

Baca Juga: Ini Dia Sejarah Kelam Stasiun Jatinegara yang Terlupakan dan Mengapa Kini Jadi Cagar Budaya!

Peradaban yang Pertama: Jawa

Peradaban yang pertama ditemukan di Kudus adalah peradaban Jawa. Jawa memiliki berbagai jenis kebudayaan dan bahasa yang masih melekat hingga kini. Bahkan, kesenian barongan yang merupakan hasil adopsi dari kebudayaan barongsai Tionghoa masih melekat pada masyarakat Kudus.

Peradaban yang Kedua: Tionghoa

Setelah peradaban Jawa, Kudus didatangi oleh peradaban Tionghoa. Kebudayaan Tionghoa juga masih ada di Kudus. Mulai dari kesenian barongan hingga perayaan Imlek.

Peradaban yang Ketiga: Arab

Peradaban yang ketiga di Kudus adalah kebudayaan Arab melalui Syekh Ja'far Shodiq (Sunan Kudus). Pada saat itu, sebuah negeri atau wilayah bernama Kudus dibangun dan didirikan di Menara Kudus. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya prasasti terkait hal ini.

Peradaban yang Keempat: Belanda

Belanda juga pernah hadir di Kudus. Hal ini terbukti dengan adanya bekas peninggalan Belanda, seperti bangunan-bangunan kuno dan Benda-benda peninggalan Belanda yang terkenal di Kudus, Seperti Gereja Blenduk yang dibangun pada tahun 1753 dan dianggap sebagai gereja Protestan tertua di Jawa Tengah.

Selain itu, ada juga rumah-rumah kuno peninggalan Belanda yang masih dapat ditemukan di sekitar kota, seperti rumah yang terletak di Jalan Diponegoro dan Jalan Pemuda.

Baca Juga: Inilah Kisah Menarik di Balik Lagu 'Sepasang Mata Bola' yang Selalu Diputar di Stasiun Wates, Bikin Penasaran!

Dengan keberadaan empat peradaban yang pernah hadir di Kudus, menjadikan kabupaten ini sangat unik dan memiliki daya tarik tersendiri.

Dalam upaya mengembangkan pariwisata, pemerintah Kabupaten Kudus berusaha untuk mempromosikan keberadaan empat peradaban tersebut melalui city branding dengan tagline "Kudus Kota Empat Negeri".

Semoga dengan city branding tersebut, Kudus semakin dikenal dan menjadi tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan lokal dan internasional. Teruslah menjaga keberadaan budaya-budaya tersebut, sehingga dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.

 

Editor: Mohamad Jamaludin

Tags

Terkini

Terpopuler