وَلَا أُزَكِّي عَلَى اللَّه أَحَدًا
“Aku tidak bisa mensucikan seorangpun di atas Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Yang ketiga, pujian ini adalah petaka yang telah membawa umat-umat lain jatuh ke dalam kekufuran, jatuh dalam kesyirikan. Maka umat Islam hati-hati dalam urusan puji dan memuji, dalam urusan sanjung dan menyanjung.
Itu sebabnya Khalifah yang mulia Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu, ketika dia disanjung dan dipuji, dia mengatakan:
اللَّهُمَّ لا تُؤَاخِذْنِي بِمَا يَقُولُونَ
“Ya Allah, jangan Engkau siksa aku atas pujiannya itu.”
واغْفِر لِي مَا لَا يَعْلَمُونَ
“Ampunilah aku atas kekurangan-kekurangan yang dia tidak ketahui (sehingga dia memuji aku).”
واجْعَلْنِي خَيْراً مِمَّا يَظُنُّونَ
“Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang dia sangkakan.”