Teks Khutbah Jumat Singkat dan Padat Bulan Februari 2023 dengan Tema Bahaya Pujian

- 21 Februari 2023, 14:00 WIB
Ilustrasi pria sholeh sedang solat./Pexels
Ilustrasi pria sholeh sedang solat./Pexels /

Shalawat dan salam bagi Rasul kita yang mulia, Nabi kita Nabi besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa ‘Ala Alihi wa Shahbihi Ajma’in.

Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan Allah Tabaraka wa Ta’ala,

Telah diriwayatkan Imam Al-Bukhari di dalam sahihnya, Al-Imam Al-Bukhari berkata: “Telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi, beliau berkata telah menceritakan kepada kami Sufyan, dia telah mendengar Imam Az-Zuhri berkata, dari ‘Ubaidillah bin Abdillah, dari Sahabat yang mulia Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau telah mendengar ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu berkhutbah di atas mimbar mengatakan: ‘Aku telah mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا تُطْرُونِي كما أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ؛ فإنَّما أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولوا: عبدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ.

“Janganlah kalian berlebih-lebihan dalam memujiku, sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘Isa bin Maryam berlebih-lebihan. Sesungguhnya aku adalah hamba Allah ‘Azza wa Jalla, maka katakanlah, ‘Abdullaah wa Rasuuluhu (hamba Allah dan Utusan Allah).” (HR. Bukhari)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membimbing umatnya di dalam hadits yang mulia ini, bahwasanya dalam memuji, dalam menyanjung, tidak boleh kelewatan batas. Dan beragama pun dalam segala hal tidak boleh kelewatan batas.

Lebih dalam memuji, inilah dikatakan الإطراء (kelebihan dalam menyanjung). Maka itu sebabnya di dalam hadits yang lain, Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah bersabda:

إِذَا رَأَيْتُمْ المَدَّاحِيْنَ فَاحْثَوْا فِيْ وُجُوْهِهِمُ التُّرَابَ

“Apabila engkau melihat orang-orang yang suka menyanjung (memuji), maka taburkan tanah di mukanya.” (HR. Muslim)

Sebab apa? Di antara kita manusia ini rata-rata senang dipuji, tidak ada yang senang untuk dicela, tidak ada yang senang untuk dilecehkan, tetapi untuk dipuji semuanya senang. Tetapi berhakkah kita untuk dipuji? Dan seorang yang berhak pun untuk dipuji tidak boleh pujian tersebut melangkahi dan melampaui batasan yang telah ditetapkan oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Halaman:

Editor: Ari Prasetyo

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x