4 Faktor Apa Saja yang Bisa Mempengaruhi Adaptasi Kurikulum

25 Januari 2024, 11:24 WIB
Logo Tut Wuri Handayani 4 Faktor Apa Saja yang Bisa Mempengaruhi Adaptasi Kurikulum /Kemendkibud RI/

 

PORTALBANGKALAN.COM - Kurikulum adalah rencana pembelajaran yang mencakup tujuan, isi, proses, dan penilaian pendidikan. Kurikulum tidak bersifat statis, melainkan dinamis dan dapat beradaptasi dengan perubahan zaman, kebutuhan, dan tantangan. Adaptasi kurikulum adalah proses penyesuaian kurikulum dengan kondisi dan situasi yang ada, baik di tingkat nasional, regional, maupun lokal. Adaptasi kurikulum bertujuan untuk meningkatkan relevansi, kualitas, dan efektivitas pendidikan.

Baca Juga: Alasan Mengapa Ragi Harus ditaburkan pada Saat Bahan dalam Keadaan Dingin

Namun, adaptasi kurikulum bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses adaptasi kurikulum, baik dari dalam maupun dari luar sistem pendidikan. Faktor-faktor ini dapat berupa peluang, tantangan, hambatan, atau dorongan yang memengaruhi keputusan, strategi, dan implementasi adaptasi kurikulum. Artikel ini akan membahas 4 faktor apa saja yang bisa mempengaruhi adaptasi kurikulum, yaitu:

Faktor Kebijakan Pendidikan

Faktor kebijakan pendidikan adalah faktor yang berkaitan dengan peraturan, pedoman, standar, dan arahan yang dikeluarkan oleh pemerintah atau otoritas pendidikan terkait kurikulum. Faktor ini dapat mempengaruhi adaptasi kurikulum secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung, kebijakan pendidikan dapat memicu, mendorong, atau mengharuskan adaptasi kurikulum, misalnya dengan mengeluarkan kurikulum baru, merevisi kurikulum lama, atau memberikan ruang dan kewenangan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Secara tidak langsung, kebijakan pendidikan dapat memberikan dukungan, fasilitas, sumber daya, atau insentif bagi adaptasi kurikulum, misalnya dengan memberikan bantuan teknis, bimbingan, pelatihan, alokasi anggaran, atau penghargaan bagi satuan pendidikan yang melakukan adaptasi kurikulum.

Contoh faktor kebijakan pendidikan yang mempengaruhi adaptasi kurikulum adalah penerapan Kurikulum Merdeka Belajar yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada tahun 2022. Kurikulum ini memberikan kebebasan dan kewenangan bagi satuan pendidikan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan, potensi, dan karakteristik peserta didik, guru, dan lingkungan.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Upaya Pemberdayaan Komunitas Perlu Dilakukan dalam Proses Pembangunan

Kurikulum ini juga memberikan fleksibilitas dan variasi dalam pemilihan, pengorganisasian, dan penyajian materi pembelajaran, serta dalam penilaian dan evaluasi hasil belajar. Kurikulum ini mendorong adaptasi kurikulum di tingkat satuan pendidikan, dengan tetap mengacu pada standar nasional pendidikan.

Faktor Perkembangan Ilmu dan Teknologi

Faktor perkembangan ilmu dan teknologi adalah faktor yang berkaitan dengan kemajuan, inovasi, dan temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Faktor ini dapat mempengaruhi adaptasi kurikulum secara positif atau negatif.

Secara positif, perkembangan ilmu dan teknologi dapat memberikan inspirasi, informasi, dan sumber belajar yang lebih beragam, mutakhir, dan relevan bagi kurikulum. Perkembangan ilmu dan teknologi juga dapat memberikan alat, media, dan metode pembelajaran yang lebih efektif, efisien, dan menarik bagi kurikulum. Secara negatif, perkembangan ilmu dan teknologi dapat menimbulkan tantangan, masalah, atau konflik yang membutuhkan penyesuaian, solusi, atau resolusi dari kurikulum. Perkembangan ilmu dan teknologi juga dapat menyebabkan ketimpangan, kesenjangan, atau ketertinggalan dalam akses, pemanfaatan, atau penguasaan ilmu dan teknologi bagi kurikulum.

Contoh faktor perkembangan ilmu dan teknologi yang mempengaruhi adaptasi kurikulum adalah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. TIK dapat digunakan sebagai alat bantu, media, sumber, atau lingkungan pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas, efektivitas, dan efisiensi pembelajaran. TIK juga dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran adaptif, atau pembelajaran berbasis masalah. Namun, TIK juga menimbulkan tantangan, seperti keterbatasan infrastruktur, kesiapan guru dan peserta didik, ketersediaan konten, keamanan data, atau etika digital. Oleh karena itu, adaptasi kurikulum diperlukan untuk mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran secara tepat, optimal, dan bertanggung jawab.

Faktor Kebutuhan Masyarakat dan Industri

Faktor kebutuhan masyarakat dan industri adalah faktor yang berkaitan dengan tuntutan, harapan, dan aspirasi dari masyarakat dan industri terhadap pendidikan. Faktor ini dapat mempengaruhi adaptasi kurikulum secara proaktif atau reaktif. Secara proaktif, kebutuhan masyarakat dan industri dapat menjadi acuan, tujuan, atau arah bagi kurikulum.

Kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan industri, baik dalam hal isi, proses, maupun hasil pendidikan. Kurikulum dapat mengembangkan kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat dan industri, seperti literasi, numerasi, keterampilan abad 21, atau kewirausahaan.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Pelaksanaan Otonomi Daerah oleh Oknum Pejabat Daerah Sering Disalahgunakan

Secara reaktif, kebutuhan masyarakat dan industri dapat menjadi umpan balik, evaluasi, atau kritik bagi kurikulum. Kurikulum dapat direvisi, diperbaiki, atau ditingkatkan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan industri, baik dalam hal kualitas, relevansi, atau akuntabilitas pendidikan. Kurikulum dapat memperbaiki kelemahan, mengisi kekosongan, atau mengatasi kesenjangan yang ada antara pendidikan dengan masyarakat dan industri.

Contoh faktor kebutuhan masyarakat dan industri yang mempengaruhi adaptasi kurikulum adalah perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Ekonomi kreatif adalah sektor ekonomi yang berbasis pada pengetahuan, kreativitas, dan inovasi, yang meliputi bidang-bidang seperti seni, desain, media, hiburan, kuliner, mode, atau pariwisata. Ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, ekonomi kreatif juga membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, berkompeten, dan berdaya saing. Oleh karena itu, adaptasi kurikulum diperlukan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia, dengan mengembangkan kompetensi-kompetensi kreatif, inovatif, dan wirausaha bagi peserta didik.

Faktor Karakteristik Peserta Didik

Faktor karakteristik peserta didik adalah faktor yang berkaitan dengan keunikan, keberagaman, dan kebutuhan khusus dari peserta didik. Faktor ini dapat mempengaruhi adaptasi kurikulum secara individual atau kelompok. Secara individual, karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi adaptasi kurikulum pada tingkat peserta didik itu sendiri. Kurikulum dapat disesuaikan dengan karakteristik peserta didik, seperti minat, bakat, gaya belajar, kecepatan belajar, tingkat kemampuan, atau kondisi fisik dan psikologis. Kurikulum dapat memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai, diferensiasi pembelajaran, atau bantuan khusus bagi peserta didik yang membutuhkannya. Secara kelompok, karakteristik peserta didik dapat mempengaruhi adaptasi kurikulum pada tingkat kelas, sekolah, atau komunitas.

Editor: Ari Prasetyo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler