30 Menit dari Bundaran HI, Masjid Ini jadi Saksi Bisu Tenggelamnya Jakarta Akibat Naiknya Permukaan Air Laut

- 16 Oktober 2023, 12:45 WIB
30 Menit dari Bundaran HI, Masjid Ini jadi Saksi Bisu Tenggelamnya Jakarta Akibat Naiknya Permukaan Air Laut
30 Menit dari Bundaran HI, Masjid Ini jadi Saksi Bisu Tenggelamnya Jakarta Akibat Naiknya Permukaan Air Laut /

PortalBangkalan.com - Sebuah masjid yang dulu berdiri kokoh di kawasan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi bisu bagaimana wilayah Ibu Kota perlahan tenggelam akibat naiknya level air laut dan turunnya permukaan tanah.

Masjid Wal Adhuna yang selama 12 tahun belakangan ini secara perlahan tenggelam dan kemudian menjadi bagian dari laut utara Jakarta.

Air sudah menggenangi separuh dari bangunan masjid. Cat putih pada dinding sudah mengelupas digantikan lumut-lumut yang tumbuh subur. Seng pada atap masjid juga sudah hancur. Berbagai jenis sampah yang terbawa arus tersangkut di sisi-sisi masjid.

Dahulu, ratusan jamaah rutin menunaikan ibadah shalat lima waktu di sana. Terlebih di momen shalat Jumat dan Hari Raya.

Safrizal, seorang petugas keamanan yang sudah bekerja di kawasan tersebut sejak 1998, mengatakan bahwa masjid itu sudah ada di sana sejak ia ditugaskan.

Baca Juga: Makan Biaya Rp1,8 Triliun! Tak Disangka, Aceh Punya Bandara Pertama Berkonsep Masjid di Indonesia

Awalnya, Wal Adhuna dibangun sebagai tempat ibadah bagi pekerja di sekitar pelabuhan.

Lambat laun, warga sekitar juga mulai menjadi jamaah masjid tersebut. Masjid Wal Adhuna menjadi sangat ramai di bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri serta Idul Adha, Safrizal menambahkan.

Banjir rob besar yang terjadi di daerah tersebut membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun tanggul yang tingginya kurang lebih lima meter di kawasan Sunda Kelapa.

Tanggul itu dibangun di belakang masjid, menutup akses menuju rumah ibadah tersebut.

Peneliti geodesi dan geomatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas baru-baru ini menjelaskan bahwa sekitar 9.000 hektare lahan Jakarta sudah berada di bawah permukaan laut.

Namun, lahan tersebut tetap kering saat ini karena adanya tanggul laut dan tanggul sungai.

Pada tahun 2021 ini, sebanyak 14 persen wilayah Jakarta sudah berada di bawah laut.

Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 28 persen pada 2050. Fenomena ini disebabkan oleh kombinasi dua faktor.

Faktor utama adalah naiknya level air laut akibat pemanasan global yang melelehkan gunung es di kutub utara serta selatan.

Merujuk data satelit yang dikumpulkan ITB selama 20 tahun, kenaikan permukaan air laut di perairan Indonesia diperkiraan sekitar 3 - 8 mm per tahun.

Sementara itu, faktor kedua adalah turunnya permukaan tanah akibat eksploitasi air tanah secara berlebihan.

Beberapa tempat di Jakarta, seperti Muara Baru, sudah turun sejauh 1 meter.

Perlu intervensi dari pemerintah agar ancaman Jakarta tenggelam bisa diatasi, jelas Heri.

Baca Juga: Terungkap! Fakta dan Sejarah Bedug Pandowo Masjid Agung Purworejo, Dipercaya sebagai Bedug Terbesar di Dunia

Meskipun masjid ini kini menjadi lambang bagaimana Jakarta berhadapan dengan perubahan iklim, kita juga harus melihatnya sebagai peringatan.

Perubahan iklim bukan hanya sekadar isu global, tapi juga mengancam eksistensi kita di tingkat lokal.

Masjid Wal Adhuna yang perlahan tenggelam menggambarkan bahwa tantangan perubahan iklim adalah nyata dan hadir di depan mata.

Dengan kenaikan permukaan air laut dan penurunan tanah, tantangan ini tidak bisa diabaikan. Jakarta harus mengambil tindakan tegas untuk mengatasi ancaman ini dan melindungi masa depan kota ini.***

Editor: Ari Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x