Desa di Jombang yang Merupakan Keturunan Langsung Majapahit, Memiliki Bahasa Unik

- 18 Agustus 2023, 12:50 WIB
Candi brahu kerajaan majapahit
Candi brahu kerajaan majapahit /Tangkap Layar channel YouTube ASLI MOJOKERTO./

PORTALBANGKALAN.COM - Desa Manduro di Jombang, Jawa Timur, tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Desa ini menjadi sorotan karena warganya, meskipun merupakan keturunan asli dari Kerajaan Majapahit, tidak mahir berbahasa Jawa.

Menurut berita yang beredar, penduduk desa ini dikatakan merupakan keturunan langsung dari suku Majapahit, namun mereka tidak memiliki kemampuan berbahasa Jawa yang fasih. Meskipun begitu, mereka tetap mampu memahami percakapan dalam bahasa Jawa.

Desa Manduro terletak di Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Di desa ini, warga masih mempertahankan penggunaan bahasa Madura dalam kehidupan sehari-hari, meskipun tinggal di tengah masyarakat Jawa. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani dan peternak.

Desa Manduro memiliki cerita unik yang melatarbelakangi penggunaan bahasa Madura. Pada zaman dulu, orang Madura datang ke Jawa melalui Laskar Trunojoyo dan Pangeran Arya Wiraraja, nenek moyang penduduk desa ini.

Kehadiran mereka terkait dengan bantuan yang diberikan kepada Raden Wijaya untuk memperluas wilayah kekuasaannya, yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan Majapahit.

Desa Manduro terletak di atas bukit kapur, dan menjadi tempat pengungsian bagi kerajaan Majapahit ketika diserang oleh Kerajaan Demak.

Puing-puing peninggalan Majapahit yang ditemukan di daerah ini menguatkan klaim bahwa desa ini merupakan tempat tinggal suku Majapahit.

Di samping bahasa unik yang digunakan, Desa Manduro juga memiliki tradisi seni Sandur yang unik.

Sandur adalah drama tradisional yang menggabungkan lagu-lagu daerah. Kesenian ini masih tetap dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat, meskipun di tengah arus modernisasi seni dan musik.

Halaman:

Editor: Mohamad Jamaludin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x