Terungkap! Fakta dan Sejarah Bedug Pandowo Masjid Agung Purworejo, Dipercaya sebagai Bedug Terbesar di Dunia

- 11 Mei 2023, 19:40 WIB
Fakta dan sejarah Bedug Pandowo di Masjid Agung Purworejo, jadi bedug terbesar di dunia
Fakta dan sejarah Bedug Pandowo di Masjid Agung Purworejo, jadi bedug terbesar di dunia /

PortalBangkalan.com - Bedug Pandowo merupakan sebuah benda bersejarah yang tersimpan di Masjid Agung Kauman Purworejo.

Bedug ini dinamakan bedug Pandowo karena dibuat dari pohon jati dengan lima cabang yang disebut pandowo dalam bahasa Jawa yang memiliki arti sifat yang perkasa dan berwibawa.

Bedug ini juga dianggap sebagai salah satu bedug terbesar di dunia dengan sejarah pembuatannya yang menarik.

Pembuatan bedug Pandowo tak lepas dari inisiatif dari Bupati pertama Purworejo, KRA Tjokronagoro I, pada tahun 1834 setelah pembangunan Masjid Agung Bagelen selesai.

Adik dari Bupati tersebut, yaitu Mas Tumenggung Prawironegoro Wedana Bragolan, mengusulkan pembuatan bedug.

Bahan untuk pembuatan bedug berasal dari pangkal kayu jati di Dusun Pendowo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo.

Ketika bedug telah selesai dibuat, muncul masalah baru yaitu bagaimana cara memindahkan bedug ke Masjid Agung dengan jarak 9 km dan kondisi jalan yang sulit.

Oleh karena itu, Bupati Tjakranagoro I menunjuk Kiai Haji Muhammad Irsyad untuk memimpin proyek pemindahan.

Akhirnya, bedug berhasil dipindahkan ke Masjid Agung Purworejo dengan cara mengangkat bedug secara beramai-ramai dengan iringan bunyi gamelan dan penari tayub yang menanti di sepanjang pos pemberhentian.

Baca Juga: Kualitas Pendidikan Tak Diragukan Lagi! INILAH Top 7 SMA Berprestasi di Purworejo, Siapa Juara Bertahannya?

Bedug Pandowo dianggap sebagai bedug terbesar di dunia karena panjang rata-ratanya mencapai 292 cm, garis tengah depan 194 cm, garis tengah belakang 180 cm, keliling bagian depan 601 cm dan keliling bagian belakang 564 cm.

bedug ini mengalami kerusakan pada tanggal 3 Mei 1936 setelah berusia 102 tahun.

Kulit banteng yang melapisi permukaan bedug kemudian diganti dengan kulit sapi Ongale dan sapi Pamacek dari Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo.

Bedug Pandowo digunakan untuk ditabuh menjelang salat Subuh, Ashar, Maghrib, dan Isya setiap harinya.

Selain itu, bedug juga ditabuh menjelang salat Idulfitri dan Iduladha, acara keagamaan Islam, dan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tak hanya itu, penabuhan bedug bersejarah ini juga menjadi simbol penghormatan.

Baca Juga: 6 Kecamatan dengan 41 Desa Terdampak Jalan Tol Yogyakarta-Cilacap!! Tol Dengan Keindahan Pegunungan Purworejo

Bedug Pandowo memang menjadi salah satu benda bersejarah yang sangat penting bagi masyarakat di Purworejo.

Selain memiliki ukuran yang besar dan memiliki sejarah pembuatan yang menarik, bedug ini juga menjadi simbol keagungan dan kebesaran Islam di wilayah tersebut.

Bedug Pandowo memang tak hanya digunakan sebagai penanda waktu sholat, tetapi juga sebagai media untuk memberikan penghormatan dan kebanggaan bagi masyarakat setempat.***

Editor: Ari Prasetyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x