Kondisi ini semakin terasa ketika memasuki musim kemarau, tepatnya pada periode Juli sampai Oktober. Namun, angin juga akan berhembus lebih kencang lagi selama Agustus pada saat musim hujan tiba.
Kondisi alam yang ada di Majalengka membuat fenomena cuaca ini memang cukup unik dan menarik untuk dipelajari.
Selain itu, peningkatan jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2006 menjadi salah satu faktor yang membuat kepadatan penduduk mencapai 979 jiwa/km2, terutama di kecamatan Kertajati.
Dalam kesimpulan, julukan Kota Angin memang tepat untuk diberikan kepada Majalengka. Selain kondisi alam yang unik dan menarik untuk dipelajari, fenomena cuaca ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi kota ini.
Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang Kota Angin, Majalengka. ***