Perbuatan ihsan yang lebih mendalam lagi adalah sabar dari gangguan tetangga. Karena kita hidup berdampingan, terkadang muncul hal-hal yang tidak kita suka dari tetangga. Baik dari kepala rumah tangga atau anak tetangga tersebut. Menghadapi situasi seperti ini kita harus bersabar.
Kedua: Tidak mengganggu dan menyakiti tetangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ
“Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Ditanyakan kepada beliau; “Siapa yang tidak beriman wahai Rasulullah?” beliau bersabda: “Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan gangguannya.” [HR. al-Bukhari].
Dalam riwayat lain disebutkan,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Tidak masuk surga seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Demikian juga dengan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلاَ يُؤْذِ جَارَهُ