Prinsip Kebebasan Manusia dalam Islam dan Juga Alquran

- 22 Juni 2022, 19:15 WIB
Prinsip Kebebasan Manusia dalam Islam dan Juga Alquran
Prinsip Kebebasan Manusia dalam Islam dan Juga Alquran /PEXELS/Rodnae Productions

PORTALBANGKALAN.COM – Prinsip Kebebasan Manusia dalam Islam dalam surat ( al- h urriyyah atau liberty ) dalam Islam, asal mulanya adalah konsep ikhtiar dan taqdir , yang berkaitan dengan kebebasan atau tidaknya manusia dalam melakukan perbuatannya, dalam terminologi teologi atau agama.

Kemudian setelah terjadinya kontak dengan dunia barat prinsip kebebasan manusia dalam Islam tersebut berkembang menjadi lebih luas cakupannya. Seperti kebebasan berekspresi atau mengemukakan pendapat, berfikir, kebebasan berpolitik atau kebebasan ekonomi.

Lalu manusia juga diberikan keleluasan oleh Allah, Apakah akan mengikuti perintahnya atau malah mengabaikan perintahnya.

Bahkan dalam Alquran Sendiri prinsip kebebasan manusia dalam islam, Manusia diberikan kebebasan untuk memilih agama/ keyakinan dengan konsekuensi surga / neraka.

A. Q.s Al kahfi ayat 29 dan artinya :

وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا

لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاء

 

Terjemahannya
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

 

Namun. Tentang kebebasan berakidah, Allah Juga berfirman “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua manusia di bumi seluruhnya. Maka, apakah kamu akan memaksa manusia supaya mereka semua menjadi mukmin?” (Yunus, 29) dan, “Tidak ada paksaan dalam beragama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah!” (Al-Baqarah: 256).

Berikut ini beberapa contoh prinsip kebebasan manusia dalam Islam:

Kebebasan Akal dan Berpendapat

Kebebasan akal dan berpendapat, “Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata: Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang yang telah mati. Allah berfirman: Apakah kamu belum percaya? Ibrahim menjawab: Tentu saja saya percaya, tetapi supaya hati saya bertambah mantap.” (Al-Baqarah: 260) dan, “Sesungguhnya Aku telah mengulang-ulang bagi manusia dalam Al-qur’an ini pelbagai perumpamaan, dan manusia adalah makhluq yang paling banyak membantah.” (Al-Kahfi: 54).

prinsip kebebasan manusia dalam Islam ( al- h urriyyah atau liberty ) , asal awalnya ialah konsep usaha dan taqdir , yang terkait dengan kebebasan atau tidak manusia saat lakukan tindakannya, dalam terminologi teologi atau agama.

Setelah berlangsungnya kontak dengan dunia barat ide itu berkembang jadi lebih luas lingkupnya. Seperti kebebasan berekspresif atau menyampaikan opini, berpikir, kebebasan berpolitik atau kebebasan ekonomi.

Lalu juga manusia diberikan keleluasan oleh Allah, Apa akan ikuti perintahnya atau justru meremehkan perintahnya.

Bahkan juga dalam Alquran Sendiri, Manusia diberi kebebasan untuk memilih agama/ kepercayaan dengan resiko surga / neraka.

A. Q.s Al kahfi ayat 29 dan maknanya :

وَقُلِ الْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ فَمَن شَاء فَلْيُؤْمِن وَمَن شَاء فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا

لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِن يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاء

 

Kebebasan Akal dan Memiliki pendapat

Kebebasan akal dan memiliki pendapat, "Dan ingat-ingatlah saat Ibrahim berbicara: Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Kamu hidupkan beberapa orang yang sudah mati. Allah berfirman: Apa kamu belum yakin? Ibrahim menjawab: Sudah pasti saya yakin, tapi agar hati saya semakin bertambah oke." (Al-Baqarah: 260) dan, "Sebenarnya Saya sudah mengulang untuk manusia dalam Al-qur'an ini berbagai perumpamaan, dan manusia ialah makhluq yang terbanyak menentang." (Al-Kahfi: 54).

Kebebasan Berkeinginan

Kebebasan berkeinginan, "Dan, seorang manusia tidak memperoleh selainnya apapun yang sudah diusahakannya. Dan, berbagai usahanya itu nantinya akan dipertunjukkan padanya. Selanjutnya akan dikasih balasan padanya dengan balasan yang paling prima. Dan, ke Tuhanmulah segala hal akan bersumber." (An-Najm, 39-42).

Tuntunan Islam ialah tuntunan yang memiliki sifat universal, meliputi semua faktor kehidupan manusia dan diperuntukkan untuk semua umat di belahan bumi mana saja mereka ada.

Serangkaian tuntunannya mencakup faktor keimanan, hukum, norma dan sikap hidup dengan tampilkan kepedulian besar pada kemanusiaan. ِ

AlQuran berkali-kali mengatakan jika Allah SWT mengusung derajat manusia dari makhluk yang lain dan berkali-kali juga akan turunkan derajatnya sampai lebih nista dari binatang jika tidak sanggup memakai karunia akal dan kelengkapan anggota jasmani yang diberi padanya.

Di satu segi derajatnya diangkat melewati dari Malaikat, tapi di lain sisi dia bisa juga jadi lebih rendah dari hewan.

Semua bergantung pada kekuatan menggunakan akal seperti yang diinginkan Allah SWT. Allah memuliakan manusia dari makhluk yang lain dari muka bumi, memberikan rejeki dari suatu hal yang baik ke mereka dan diberikan-Nya kelengkapan jasmani yang lebih prima dari tiap ciptaan-Nya dari muka bumi.

Supaya derajat yang mulia itu bisa dicapai oleh manusia, karena itu Islam menyampaikan lima agunan dasar yang diberi padanya, baik sebagai perseorangan atau sebagai barisan.

Salah satunya dari agunan dasar itu adalah kebebasan beragama atau yang kerap diutarakan dengan manfaat agama.

Syariat Islam jamin terawatnya ke-5 hak dasar yang diberi Allah SWT ke manusia untuk terbentuknya manfaat kehidupan, baik sebagai pribadi atau sebagai anggota warga.

Jaminan ini menempasi jalinan antara masyarakat atas dasar sikap sama-sama menghargai yang hendak memunculkan sikap tenggang dan sama-sama pahami di antara satu sama lainnya. Lepas dari riwayat yang menulis penganiayaan, kepicikan penglihatan dan kezaliman yang sempat terjadi pada barisan minoritas agama, riwayat umat manusia menunjukkan jika toleran ialah sisi inheren untuk kehidupan manusia tersebut.

Toleran sebagai hal yang masih tetap diperlukan untuk berjalannya alih bentuk sosial sejauh riwayat umat manusia.

Bahkan juga riwayat menunjukkan jika agama sebagai gebrakan kepribadian atas kungkungan yang ketat dari penglihatan yang menguasai yang berkarakter menindas.

Hal itu sudah ditunjukkan oleh Islam dengan gebrakannya atas ketidakadilan wacana hidup usiliah yang diyakini sebagian besar bangsa Arab di jamannya.

Manusia di taruh pada martabat yang tinggi dan sebagai anugerah pemberian Tuhan padanya, bukan pemberian manusia lain dan bukan juga pemberian negara atau superioritas yang lain.

Alquran menerangkan ini secara tegas untuk perkuat konsep kemuliaan martabat manusia yang dipastikan dengan pernyataan yang mutlaq, yakni Banî dam. Kemuliaan martabat manusia meliputi semua umat manusia tanpa terkecuali.

Agunan pada pelindungan harkat dan martabat manusia tiba dan datang dari Allah SWT dari karakter Raẖmân dan Raẖim-Nya.

Implementasi yang terdapat dari konsep ini ialah jika runduk dan hormat pada kekuasaan Allah S.w.t. sebaiknya sekalian memiliki arti menghargai agunan dan ketetapan Allah SWT yang dalam masalah ini memiliki arti menghargai dan mengaku martabat tiap manusia.

itulah tadi beberapa prinsip kebebasan manusia dalam islam yang dapat kami jabarakan semoga bermanfaat.***

Editor: Mohamad Jamaludin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah