Network
PORTALBANGKALAN.COM - Makassar, kota terbesar kelima di Indonesia, menjadi sorotan kami sebagai penulis untuk mengeksplorasi sejarah, budaya, dan keunikan yang diusung oleh kota yang satu ini. Dalam artikel ini, kami akan mengulas berbagai fakta menarik yang terpendam di Kota Daeng ini.
Perubahan Nama Kota yang Mengejutkan: Dulunya Ujung Pandang
Kisah perubahan nama Makassar menjadi Ujung Pandang, kemudian kembali lagi menjadi Makassar, menjadi fakta menarik yang kami temukan. Pada tahun 1971, pemerintah menganggap bahwa nama Makassar hanya identik dengan satu suku di kota tersebut.
Sebagai gantinya, nama Ujung Pandang dipilih. Namun, perubahan tersebut menimbulkan banyak protes dari masyarakat. Akhirnya, pada tanggal 13 Oktober 1999, nama Ujung Pandang dikembalikan lagi menjadi kota Makassar.
Baca Juga: Ini Dia 5 Kabupaten dan Kota Terkaya di Sulawesi Selatan, Makassar dan Pare Pare Peringkat Berapa?
Alasannya karena nama Makassar memiliki latar belakang yang kuat dari sejarah ekonomi, sosial, budaya, dan politik.
Motto Kota Makassar: Kepribadian yang Pantang Mundur
Makassar memiliki motto yang sangat unik, yaitu "Sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai." Motto ini diambil dari kehidupan nelayan, yang mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dan selalu maju meskipun dalam kondisi sulit. Penduduk lokal menerjemahkannya sebagai kepribadian yang pantang mundur.
Aksara Tradisional Makassar: Identitas yang Khas
Tak hanya memiliki sejarah dan budaya yang kaya, Makassar juga memiliki aksara tradisional yang sangat khas, yaitu aksara lontara. Aksara ini telah menjadi salah satu identitas kota Makassar. Lontara sendiri berasal dari kata Lontar, tumbuhan asal Sulawesi Selatan. Aksara lontara terdiri dari 23 huruf untuk lontara Bugis dan 19 huruf untuk lontara Makassar.
Hari Jadi Makassar Berkaitan Dengan Shalat Jum'at: Sejarah yang Islami
Hari Jadi Makassar ditetapkan pada tanggal 9 November 1607 yang bertepatan dengan hari Jumat. Perayaan ini memiliki kaitan dengan sejarah Islam di kota tersebut, yang dimulai saat seorang pendakwah bernama Abdul Ma'mur Khatib Tunggal atau Dato Ri Bandang hadir di Makassar pada tahun 1605. Setelah berdakwah kepada dua kerajaan besar di sana, yaitu Gowa dan Tallo, kedua raja tersebut memeluk Islam dan shalat Jumat pertama di Masjid Tallo digelar pada tanggal 9 November 1607, yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Makassar.
Kota Metropolitan Terbesar di Indonesia Timur: Pusat Ekonomi
Makassar merupakan kota metropolitan terbesar di Indonesia Timur dan dianggap sebagai salah satu pusat pertumbuhan Indonesia bersama dengan Jakarta, Surabaya, dan Medan. Sebagai pusat pelayanan di Kawasan Timur Indonesia, Makassar memainkan peran penting dalam bidang perdagangan, jasa, industri, pemerintahan, transportasi, pendidikan, dan kesehatan.
