Network
Portalbangkalan.com - Jengkol, buah dengan aroma khas yang sering kali menjadi bahan pembicaraan.
Beberapa orang mungkin enggan menyantapnya karena aroma yang kuat, tetapi bagi yang menggemarinya, jengkol adalah bahan dasar untuk hidangan lezat seperti semur jengkol yang terkenal dari Betawi.
Meskipun jengkol sering kali dikaitkan dengan kuliner Betawi, ternyata tidak hanya daerah tersebut yang memproduksi buah jengkol.
Bahkan, di Jawa Timur, ada beberapa daerah yang turut serta dalam produksi jengkol, meskipun jumlahnya tidak sebanyak daerah lain.
Jawa Timur adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kontribusi dalam produksi jengkol.
Sejumlah daerah di Jawa Timur terlibat dalam produksi buah jengkol ini, meskipun dalam skala yang lebih kecil dibandingkan dengan daerah produsen utama.
Baca Juga: Dongkrak Pertumbuhan Bisnis Brand Lokal dan UMKM, Shopee Jadi Pilihan Nomor Satu bagi Penjual
Kabupaten Tulungagung, misalnya, hanya memproduksi 1 kwintal jengkol pada tahun 2022. Sementara itu, Kabupaten Probolinggo menghasilkan 2 kwintal jengkol pada tahun yang sama.Namun, data menarik muncul dari Jawa Timur.
Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur yang dirilis pada Maret 2023, produksi jengkol di provinsi ini mencapai total 11.519 kwintal pada tahun 2022. Angka ini menunjukkan adanya upaya dalam meningkatkan produksi jengkol di Jawa Timur.
Tahun 2021 juga mencatat produksi jengkol yang tinggi di Jawa Timur, yaitu sekitar 17.963 kwintal setahun. Ini menunjukkan bahwa produksi jengkol di provinsi ini cukup konsisten dalam dua tahun terakhir.
Namun, pertanyaannya adalah, di mana wilayah produsen jengkol terbesar di Jawa Timur?
Apakah Malang yang terkenal dengan berbagai buah-buahan unggulannya berhasil menduduki peringkat teratas dalam produksi jengkol? Ternyata, jawabannya adalah tidak.
Kabupaten Trenggalek, sebuah kabupaten yang mungkin tidak sepopuler Malang, ternyata adalah rajanya dalam produksi jengkol di Jawa Timur.
Kabupaten ini menghasilkan luar biasa sekitar 7.509 kwintal jengkol pada tahun 2022. Ini adalah pencapaian yang mengesankan dan mengejutkan, terutama jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Timur.
Tahun 2021 juga melihat Kabupaten Trenggalek menghasilkan lebih banyak jengkol, yaitu sekitar 13.560 kwintal. Ini menunjukkan konsistensi dalam produksi jengkol di wilayah ini.
Kabupaten Trenggalek telah membuktikan bahwa ukuran bukanlah segalanya. Meskipun mungkin tidak memiliki ketenaran yang sama dengan beberapa kabupaten lain di Jawa Timur, wilayah ini telah berhasil menjadi pemain utama dalam industri jengkol.
Produksi jengkol yang tinggi di Trenggalek bukan hanya menyediakan persediaan buah yang melimpah untuk konsumen lokal, tetapi juga mungkin memberikan kontribusi dalam ekspor dan perekonomian kabupaten ini.
Kisah sukses Kabupaten Trenggalek dalam produksi jengkol mengingatkan kita bahwa potensi pertanian Indonesia sangat luas dan tersembunyi di berbagai sudut negeri.
Mungkin, di daerah-daerah yang kurang terkenal, ada peluang besar untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman dan produk pertanian lainnya.
Maka, meskipun jengkol mungkin memiliki aroma yang kuat dan kontroversial, produksi buah ini tetap menjadi bagian penting dari pertanian Jawa Timur. Dan siapa tahu, mungkin kita akan melihat kabupaten lain yang akan ikut bersaing dalam produksi jengkol di masa mendatang.***
