Portalbangkalan.com - Musim penghujan seperti sekarang ini, penyakit DBD atau demam berdarah seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat. DBD dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani dengan baik.
Di Jawa Tengah, terdapat 5 kabupaten yang memiliki angka kesakitan DBD tertinggi. Kabupaten-kabupaten tersebut adalah Grobogan, Sukoharjo, Pati, Pekalongan, dan Blora. Berikut adalah ulasan singkat mengenai masing-masing kabupaten tersebut:
Kabupaten Grobogan
Grobogan merupakan kabupaten dengan populasi terbanyak yang terserang DBD di Jawa Tengah pada tahun 2022, yaitu sebesar 86,73 per 100.000 penduduk keseluruhan. Selain DBD, terdapat juga kasus malaria dengan jumlah 0,008 per 100.000 penduduk.
Kabupaten Sukoharjo
Kabupaten Sukoharjo menempati posisi kedua dengan angka populasi terbanyak yang terserang DBD di Jawa Tengah pada tahun 2022, yaitu sebesar 70,15 per 100.000 penduduk keseluruhan. Selain DBD, terdapat juga kasus malaria dengan jumlah 0,019 per 100.000 penduduk.
Kabupaten Pati
Kabupaten Pati menempati posisi ketiga dengan angka populasi terbanyak yang terserang DBD di Jawa Tengah pada tahun 2022, yaitu sebesar 68,01 per 100.000 penduduk keseluruhan. Selain DBD, terdapat juga kasus malaria dengan jumlah 0,028 per 100.000 penduduk.
Kabupaten Pekalongan
Pekalongan menjadi salah satu kabupaten dengan angka populasi terbanyak yang terserang DBD di Jawa Tengah pada tahun 2022, yaitu sebesar 67,21 per 100.000 penduduk keseluruhan. Namun, dibandingkan dengan kabupaten lainnya, Pekalongan tidak memiliki kasus malaria.
Kabupaten Blora
Blora menempati posisi kelima dengan angka populasi terbanyak yang terserang DBD di Jawa Tengah pada tahun 2022, yaitu sebesar 66,31 per 100.000 penduduk keseluruhan. Selain DBD, terdapat juga kasus malaria dengan jumlah 0,027 per 100.000 penduduk.
Baca Juga: 5 Kabupaten Terkaya di Jawa Tengah!! Daerah Penghasil Kekayaan Alam yang Menakjubkan
Kesimpulan
DBD adalah penyakit yang harus diwaspadai, terutama pada musim penghujan seperti sekarang ini. Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan penyebab utama penyebaran DBD.
Selain itu, perlu juga menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul gejala-gejala demam. Semoga informasi ini dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada dan menghindari penyebaran DBD di lingkungan sekitar.***