Portalbangkalan.com - Rencana pembangunan Bandara di Buleleng, Bali Utara, menuai sorotan publik. Bahkan, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sampai mengamuk dan menolak keras rencana pembangunan bandara tersebut.
Namun, sebelum memberikan pandangan negatif atau positif terhadap proyek ini, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu profil proyek Bandara Buleleng, Bali Utara yang direncanakan akan dibangun tersebut.
Bandara untuk Meningkatkan Pariwisata di Bali
Proyek bandara baru di Bali Utara direncanakan akan dibangun di Kecamatan Kubutambahan dan diproyeksikan untuk melayani penerbangan Low Cost Carrier (LCC). Oleh karena itu, rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara yang akan bersinergi dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan kabar baik bagi pariwisata Bali Utara.
Proyek Besar dengan Investasi Triliunan Rupiah
Mendengar angka triliunan rupiah mungkin terdengar seperti angka yang sangat besar bagi sebagian orang, namun, investasi besar tersebut akan digunakan untuk membangun Bandara Internasional Bali Utara yang akan menjadi magnet baru bagi pariwisata di Indonesia.
Baca Juga: Inilah 3 Alasan Mengapa Bandara Baru Kediri Menjadi Aset Penting Di Jawa Timur
Proyek megah ini direncanakan akan memakan waktu sekitar tiga tahun untuk menyelesaikannya dan memakan biaya sekitar Rp 17 triliun. Namun, tak hanya memiliki nilai ekonomi yang tinggi, proyek ini juga diharapkan dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi sekitar 60 ribu orang.
Kontroversi Megawati Soekarno Putri
Namun, rencana pembangunan Bandara Internasional Bali Utara ini mendapat penolakan dari Megawati Soekarno Putri. Ia menilai bahwa proyek ini akan merusak kehidupan masyarakat dan lingkungan Bali Utara yang masih alami. Menurutnya, Bali Utara bukanlah tempat yang cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata.
Dampak Positif dan Negatif
Perdebatan tentang pembangunan Bandara Internasional Bali Utara memang cukup sengit. Namun, sebelum membuat keputusan, kita perlu mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari proyek ini. Dampak positifnya adalah meningkatkan pariwisata di Bali dan membuka lapangan kerja baru. Sedangkan dampak negatifnya adalah merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat di sekitar proyek.