Khutbah Jumat Singkat Terbaru tentang Pentingnya Peduli kepada Sesama Manusia

- 21 Februari 2023, 11:00 WIB
opik bertema nasehat untuk orang yang suka melalaikan solat berikut dapat menjadi materi untuk Khutbah, Jumat, 4 November 2022.
opik bertema nasehat untuk orang yang suka melalaikan solat berikut dapat menjadi materi untuk Khutbah, Jumat, 4 November 2022. //Unspash/Imad Alassiry

Baca Juga: Keutamaan Berdoa Setelah Ashar di Hari Jumat, Niscaya Doa Kita Akan Dikabulkan

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

“Dan orang-orang yang Telah menempati kota Madinah dan Telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang orang yang beruntung.” (al-Hasyr [59]: 9)

Ibnu Katsir menerangkan bahwa yang dimaksud dengan khasasah dalam ayat tersebut ialah keperluan. Yakni mereka (kaum Anshar) lebih mementingkan kebutuhan orang lain (kaum Muhajirin) daripada kebutuhan diri mereka sendiri; mereka memulainya dengan kebutuhan orang lain sebelum diri mereka, padahal mereka sendiri membutuhkannya. Mereka mencintai orang-orang Muhajirin dan menyantuni mereka dengan harta bendanya.

Ma’asyiral Muslimim Rahimakumullah

Dalam realitas kehidupan, sikap itsar ini perlu kita terapkan sebagai upaya meneladani Rasulullah dan para sahabat. Ada orang-orang yang perlu kita beri perhatian dengan memprioritaskan mereka. Sebagai contoh, Ketika sedang mengantri di kasir pusat perbelanjaan, lalu dibelakang kita ada orang yang sudah sepuh, orang difabel atau ibu hamil yang juga ikut mengantri. Dalam kondisi seperti itu sikap terbaik bagi kita yang masih muda dan sehat fisik adalah mendahulukan mereka untuk mengantri paling depan.

Demikian juga ketika menumpang kendaraan umum, lalu ada orang-orang dalam kondisi seperti di atas tidak kebagian tempat duduk. Sebagai mukmin yang peka, maka tidak ada pilihan lain bagi kita yang masih kuat fisik selain mempersilahkan mereka untuk menempati tempat duduk yang kita duduki itu. Tentu tidak akan rugi orang yang bersikap itsar. Dia telah menunjukkan kecintaan kepada saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Itu menjadi ciri kesempurnaan iman seorang hamba. Rasulullah bersabda:

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ وَمُسْلِمٌ)

”Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman (dengan keimanan yang sempurna) sampai dia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)

Sangat indah rasanya kehidupan ini jika setiap orang menumbuhkan sikap itsar dalam dirinya. Rasa cinta terhadap sesama saudara akan melahirkan kerukunan dalam interaksi sosial. Persaudaraan yang dibangun atas dasar keimanan akan mendatangkan keberkahan dunia dan akhirat.

Halaman:

Editor: Ari Prasetyo

Sumber: Suara Muhammadiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x