Contoh Naskah Khutbah Jumat Singkat 2023 Tema Bahaya Fitnah Jabatan, Jadi Pengingat untuk Tidak Cinta Dunia

21 Februari 2023, 23:00 WIB
Contoh Naskah Khutbah Jumat Singkat 2023 Tema Bahaya Fitnah Jabatan, Jadi Pengingat untuk Tidak Cinta Dunia /unsplash/@aldyrkhanov

PORTALBANGLKALAN.COM - Setiap orang tentu memiliki impian dalam karirnya. Salah satunya adalah bisa meraih jabatan tertentu dalam pekerjaan yang dilakukannya.

Untuk mendapatkannya, tidak jarang seseorang akan terus berusaha keras agar bisa menduduki posisi jabatan tertentu.

Meski sadar semakin tinggi jabatan semakin tinggi pula tanggung jawab yang akan dibebankan, tetapi hal ini tidak menyurutkan langkah seseorang untuk terus meraih tujuannya itu.

Baca Juga: Khutbah Jumat Singkat Terbaru tentang Pentingnya Peduli kepada Sesama Manusia

Maka tidak ada salahnya jika kembali saling mengingatkan tentang adanya bahaya fitnah jabatan.

Sehingga tetap waspada dan tidak terjerumus dalam hal yang tidak diridhoi oleh Allah.

Dikutip portalbangkalan.com dari laman pabrikjammasjid.com berikut ini contoh naskah khutbah Jumat singkat dengan tema bahaya fitnah jabatan

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا وَرَسُوْلِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى ا للهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ


Jamaah Jumat rahimakumullah,

Alhamdulillah kita bisa berkumpul di sini dalam keadaan sehat untuk melaksanakan kewajiban shalat Jumat.

Ini merupakan sebuah nikmat yang agung dari sekian banyak nikmat lainnya yang tak terhitung banyaknya.

Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan syukur kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan meningkatkan ketakwaan kepada-Nya. Kita bisa meningkatkan ketakwaan dengan berusaha melazimi pelaksanaan hal-hal yang diwajibkan oleh Allah dan menjauhi segala hal yang diharamkan oleh Allah baik yang zhahir maupun yang batin.

Inilah yang diwasiatkan Allah Ta’ala kepada Nabi Daud ‘alaihissalam agar bersyukur kepada Allah dengan cara melakukan amal shaleh. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

Beramallah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur. [Saba’: 13]

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Tema pembahasan khutbah kali ini adalah tentang jabatan dalam Islam. Suatu kali Abu Dzar Al-Ghiffari radhiyallahu, datang menghadap Rasulullah ﷺ. Dia adalah salah seorang sahabat yang pertama kali masuk Islam dan juga termasuk sahabat yang dicintai oleh Rasulullah ﷺ.

Setelah itu, dia berkata berkata,

يَا رسُولَ الله، أَلاَ تَسْتَعْمِلُنِي؟ فَضَرَبَ بِيَدِهِ عَلَى مَنْكِبِي، ثُمَّ قَالَ: «يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّكَ ضَعِيفٌ، وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ، وَإِنَّهَا يَوْمَ القِيَامَةِ خِزيٌ وَنَدَامَةٌ، إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا، وَأَدَّى الَّذِي عَلَيهِ فِيهَا». .

“Wahai rasulullah! Tidakkah Anda mengangkat saya sebagai pejabat? ” Abu Dzar berkata,” Rasulullah ﷺ menepuk-nepuk bahuku kemudian bersabda,”Wahai Abu Dzar! Sesungguhnya kamu orang yang lemah (dalam kepemimpinan).

Sementara kepemimpinan itu adalah amanah. Pada hari kiamat nanti jabatan kepemimpinan itu akan menjadi (sebab) kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil amanah tersebut dengan haknya dan menjalankan kewajibannya dalam memenuhi amanah tersebut.” [ Hadits riwayat Muslim no. 1825]

Dari hadits ini kita bisa mengerti bagaimana pandangan Islam tentang jabatan kepemimpinan. Rasulullah ﷺ tegas menyatakan bahwa jabatan kepemimpinan itu amanah yang harus dijaga.

Amanah tersebut berat dan sulit. tidak akan mampu untuk lepas dari tanggung jawabnya kecuali orang-orang yang kuat.

Pada hari kiamat, jabatan kepemimpinan itu akan menjadi kehinaan dan penyesalan bagi orang yang tidak memiliki kelayakan (kapasitas) untuk memimpin atau orang yang memang memiliki kelayakan hanya saja dia berbuat tidak adil dalam kepemimpinannya.

Akibatnya Allah Ta’ala menghinakannya pada hari kiamat dan mempermalukannya. Dia akan menyesal atas kelemahan dirinya. Sedangkan orang yang memang memiliki kapasitas untuk memimpin dan berbuat adil dalam kepemimpinannya, maka dia akan mendapatkan keutamaan yang agung.

Hal ini sebagaimana terlihat dalam beberapa hadits yang shahih. Di antaranya adalah hadits tentang 7 golongan manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari kiamat pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, salah satunya adalah pemimpin yang adil.

Baca Juga: Hanya 7 Menit! Ini Teks Khutbah Jumat Edisi Februari Tema Mencuri Perhatian Allah, Naskah Singkat dan Padat

Jamaah Jumat rahimakumullah

Dalam Islam ada adab yang sangat ditekankan bagis setiap muslim untuk tidak meminta jabatan tertentu untuk dirinya.

Jabatan kepemimpinan itu mengandung potensi madharat atau fitnah yang tidak kecil. Seseorang yang sangat berambisi untuk meraih jabatan kepemimpinan akan sangat berpotensi agamanya menjadi rusak akibat sifat ambisiusnya terhadap kepemimpinan.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnadnya dari hadits Ka’ab bin Malik Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu dari Nabi ﷺ , beliau bersabda,

مَا ذِئْبَانِ جَائِعَانِ أُرْسِلَا فِي غَنَمٍ، بِأَفْسَدَ لَهَا مِنْ حِرْصِ الْمَرْءِ عَلَى الْمَالِ وَالشَّرَفِ لِدِينِهِ

”Dua serigala lapar yang dilepaskan ke sekumpulan kambing gembala itu tidaklah lebih merusak dibandingkan kerusakan terhadap agama seseorang yang ditimbulkan oleh ketamakannya terhadap harta dan kedudukan.” [Hadits riwayat Ahmad (15794) dan At-Tirmidzi (2376)]

Ini berarti sikap tamak seseorang terhadap harta dan kedudukan itu lebih merusak agama seseorang dibanding dua serigala kelaparan yang dilepaskan di tengah-tengah kambing gembalaan yang tidak ada penjaganya sama sekali.

Hampir bisa dipastikan seluruh kambing bakalan disantap habis kecuali sedikit saja. Ketamakan terhadap harta menjadikan seseorang tidak peduli lagi bila harus mencari harta dari yang haram.

Hal itu juga membuatnya berambisi terhadap kedudukan apabila bertujuan untuk mendapatkan popularitas dan pujian manusia atau menjadikan dirinya berambisi untuk memburu kepemimpinan, kekuasaan dan pengaruh.

Yang lebih parah kerusakan dan bahayanya adalah memburu kehormatan dan kedudukan tinggi di tengah umat manusia melalui perkara-perkara yang terkait agama seperti ilmu, amal shalih dan sikap zuhud.

Karena semua itu mestinya hanyalah ditujukan untuk mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah dan kenikmatan yang kekal serta kedekatan kepada Allah Ta’ala, bukan demi mendapatkan sesuatu dari dunia ini dengan perkara agama tersebut.

Nabi ﷺ mengisyaratkan bahwa tidak akan selamat agama seseorang yang sangat tamak terhadap harta dan kedudukan kecuali hanya sedikit saja. Hal ini sebagaimana hanya sedikit saja kambing gembalaan yang selamat akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh dua serigala lapar yang ada di tengah-tengah mereka.

Ketika ada larangan meminta jabatan tentu ada hikmah yang terkandung dibaliknya.

Hikmahnya adalah sebagai berikut:

1. Tugas kepemimpinan itu adalah sebuah amanah yang bertujuan untuk memberikan berbagai manfaat kepada banyak orang.

2. Menghindarkan penyesalan dan kehinaan di akhirat jika jabatan tersebut diberikam kepada orang yang tidak memiliki kapasitas sebagai pemimpin yang baik

3. Menghindarkan kerusakan akibat kepemimpinan yang tidak berkompeten

4. Memberikan amanah kepada yang tidak memintanya

Khutbah Kedua


اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا

اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Ada 2 rukun yang harus dipenuhi seseorang agar bisa menjalankan jabatan dengan baik, yaitu: kekuatan (kemampuan, kecakapan, profesional) dan amanah.

Baca Juga: Keutamaan Berdoa Setelah Ashar di Hari Jumat, Niscaya Doa Kita Akan Dikabulkan

Amanah ini mengacu kepada rasa takut kepada Allah dan tidak takut kepada sesama manusia.

Bila suatu jabatan kepemimpinan di level apa pun dan di bidang apa pun dipegang oleh orang yang kuat dalam arti punya kapasitas kepemimpinan, kapabel dan kompeten di bidangnya serta amanah maka akan berjalanlah jabatan kepemimpinan yang dia emban dengan sebaik-baiknya. Wallahu a’lam bish shawab.

Demikian khutbah jumat jabatan adalah amanah yang bisa kami sampaikan. Marilah kita berdoa kepada Allah Ta’ala untuk menutup khutbah ini:

إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَعَلَى خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَمَنْ سَارَ عَلَى نَهْجِهِمْ وَطَرِيْقَتِهِمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مَجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ ودَمِّرْ أَعْدَآئَنَا وَأَعْدَآءَ الدِّيْنِ وأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الخَاسِرِيْنَ

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا، وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا في الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

***

Editor: Ari Prasetyo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler