PortalBangkalan - Lebih baik mana salat di masjid yang jauh dengan banyak jamaah dibanding masjid yang dekat tidak ada jamaah? Mungkin kita pernah terbesit pertanyaan semacam itu. Berikut ulasan dari Ustadz Adi Hidayat terkait pertanyaan tersebut.
"Secara fikih disebut jamaah batas minimalnya dua orang ingat itu ya. Jadi kalau tidak ada jamaah saya agak curiga di masjid itu berarti dari yang buka pintu, nyalain lampu, Adzan, Iqomat dilakukan sendiri".
"Dan jadi disebut Jamaah itu Anda jangan melihat berapa jumlah shafnya. Disebut Jamaah itu ketika jumlah minimal dua orang, kalau sudah ada jumlah dua orang itu disebut jamaah" jelas Ust Adi Hidayat yang dikutip dari kanal youtube Adi Hidayat Official.
Baca Juga: 8 Kerajaan Islam Pertama di Indonesia Yang Perlu Diketahui
Bagaimana jika apabila di masjid yang jauh ada jamaah sekitar 200 orang sedangkan di masjid yang dekat hanya dua orang imam dengan makmum, mana yang diutamakan?
Ust Adit Hidayat menjelaskan bahwa untuk masalah seperti itu maka ditimbang terrlebih dahulu. Disini namanya fiqih aulawiyah mana yang paling banyak maslahat mana yang paling banyak Fadilah, Maslahat itu kebaikannya Fadhilah itu keutamaannya. Digabungkan jadi satu kalau maslahat bertemu dengan Fadhilah maka itu yang diutamakan.
"Dalam konteks ini memakmurkan menjadikan Masjid itu berfungsi sesuai dengan fungsinya untuk digunakan fungsi utama yang pertama sebagai tempat salat dan dimakmurkan itu lebih utama lebih didahulukan" lanjut Ustad Adi Hidayat.
Baca Juga: Doa Menghindari Penyakit Ain dan Kenali Efeknya
Jadi yang patut Anda hidupkan pertama kali bukan di masjid yang jauh tapi masjid yang dekat, sebab kalau Anda pergi enggak ada jamaah disitu, sedangkan sifat Masjid itu menghimpun salat berjamaah.
"Konteks jamaah ini terkait dengan mesjid kalau dengan kepergian Anda Jamaah itu hilang maka hilang nanti salah satu fungsinya maka yang terbaik di masjid yang dekat tapi ada hidupkan, Anda makmurkan" pungkas Ustad Adi Hidayat.