Beberapa produk yang mungkin mengandung MSG sebagai aditif meliputi daging yang diawetkan, campuran bumbu atau kaldu, makanan beku, dan mayones.
Seorang ahli diet dari Mayo Klinik, Katherine Zeratsky mengatakan bahwa zat tersebut memang bisa berada di dalam makanan kemasan atau olahan.
Meskipun ada beberapa penelitian yang mengisyaratkan kemungkinan efek negatif, seperti obesitas atau kerusakan saraf, tetapi kekhawatiran tentang MSG salah tempat.
Baca Juga: Kesalahan Mengelola Keuangan yang Sering Dilakukan Bapak-bapak
Fakta menyebutkan bahwa Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menempatkan zat ini pada daftar GRAS. GRAS merupakan singkatan dari ‘secara umum diakui aman’.
Profesor dan ilmuwan makanan dari University Of Illinois Urbana-Champaign, Soo Yeun Lee, menyebutkan bahwa sebenarnya tidak ada bukti kuat MSG tidak sehat.
Menurutnya, sepertiga jumlah natrium sebagai garam MSG dapat mengurangi kandungan natrium dalam makanan ringan.
Kebanyakan orang mengonsumsi garam dua kali lebih banyak, dengan memasukkan MSG sebagai pengganti garam, bisa menurunkan tekanan darah tinggi dan risiko yang menyertainya, seperti stroke atau penyakit jantung.
Zeratsky mengatakan bahwa walaupun MSG dicampur dengan aditif atau bahan olahan lain, zat ini belum tentu menjadi penyebab masalahnya.
Sebagian orang mungkin memiliki reaksi negatif jangka pendek terhadap MSG dan sesekali ringan.